Blog By Ellen May

When We Are Slowing Down

2019-07-01 09:53:34 / Ellen May

Memiliki passion, akan membuat kita sangat bersemangat dalam mewujudkan apa yang menjadi tujuan hidup kita. Buatku, selain trading dan investasi saham, ada hal lain yang selalu mengobarkan semangat dalam diriku untuk berkarya, yaitu panggilan untuk mengedukasi dan membantu banyak orang untuk hidup lebih baik dengan berhasil dalam investasi dan trading saham. Hidup maksimal 360* buat saya bukan hanya untuk urusan investasi, namun juga bagaimana caranya supaya saya bisa meninggalkan legacy untuk anak-anak saya sehingga mereka kelak bisa menemukan panggilan hidup mereka and living the life to the fullest. Itu adalah definisi sukses buatku.


Memiliki purpose membuatku terus bergerak, dan terus ingin mencapai kemajuan yang lebih baik. Apa pun saya lakukan untuk mewujudkannya, bahkan hingga belajar ke negeri paman Sam.


Seiring dengan berjalannya waktu, saya pun mulai melihat bahwa cita-cita dan purpose yang ingin saya raih mulai membuahkan hasil. Hasil trading saya meningkat ketika saya praktekkan strategi portfolio management yang saya pelajari dari legenda trading dunia, David Ryan. Banyak murid/alumi pelatihan Super Trader yang menceritakan bahwa hidup mereka berubah, beberapa bahkan menjadikan trading saham sebagai sumber penghasilan utama. Beberapa lainnya bercerita tentang kisah mengharukan di mana mereka bisa menolong keluarga dan kerabatnya, dan menyenangkan orang-orang yang dikasihinya lewat uang yang dihasilkan dari berjual beli saham. Pun, anak-anak saya perlahan mulai mengerti dengan apa yang saya bagikan dan sedikit demi sedikit mereka mulai memiliki pemikiran yang lebih matang.


Semua hal itu pastinya membuat saya senang. Namun rasa senang itu, rasanya tidak berlangsung lama. Dan saya pun ingin lebih lagi untuk menjadi yang lebih baik lagi. Hidup maksimal. Hidup hanya sekali, hiduplah dengan dahsyat. 


Sambil mendorong trolley di bandara, pikiran saya melayang...”Apa yang salah dengan diriku? Kenapa aku masih merasa ada yang kurang? Ada yang kosong. Padahal kalau dipikir-pikir, aku sudah punya semuanya.”


Langkahku terhenti di sebuah toko buku di airport dan pandangan mataku tertuju pada sebuah buku “The Things You Can See Only When You Slow Down” karya Monk Haemin Sunim. Tidak butuh waktu lama buatku untuk langsung membeli buku itu, dan singkat cerita... buku itu kubaca habis dan menjadi salah 1 buku yang paling memberi dampak buat hidupku. 


Slow down? Yes! Slowing down.


Gimana caranya?


Atas saran seorang teman, saya mencoba untuk untuk mengunjungi sebuah monestary di Jawa Tengah. Monestary ini adalah biara Katolik. Saya pribadi sebenarnya menganut agama lain, bukan beragama Katolik.


Di monestary ini, saya merasa sangat canggung sekali mengikuti ibadah Katolik dengan cara ibadah yang berbeda. Di sini semuanya sangat liturgis dan teratur. Sangat hening dan tenang.


Agak sulit bagi saya untuk menyesuaikan diri. Bukan soal liturginya. Dengan mudah, saya bisa mengikuti bagaimana mereka melakukan “beautiful curtsy” ketika masuk dan keluar dari ruang ibadah. Bagaimana mereka menyanyi dengan buku-buku pujian. Ditambah lagi, bunyi kicauan burung di pagi hari, udara segar dan bunyi jangkrik di malam hari... suara merdu dan syahdu dari para biarawati menyanyikan Mazmur dan Kidung Pujian membuat saya berencana untuk datang lagi ke tempat ini.


Yang sulit buat saya di sini adalah... duduk diam! Badan boleh diam. Tapi pikiran ini, bisa melayang kemana-mana. Oh... my monkey mind!


Saya coba untuk being present. Ibadah doa jam 3 pagi yang tadinya membuatku enggan untuk beranjak dari tempat tidur, ternyata... sungguh sangat indah. Ketika pikiran “bersih” just enjoy apa yang dilakukan saat itu, detik itu, rasanya damai sekali.


Ketika kembali ke kamar, saya merasa mendapat pencerahan dan pada saat itulah, saya menulis artikel ini. 


Ketika kita duduk diam dan tenang, di situlah kita masuk dalam trance “jenius” yang membuat kita jadi aware dan bahkan mendapat momen “Aha”!


Permasalahannya, di tengah aktivitas kita sehari-hari, sulit sekali untuk slowing down. Saya mengakui. Kadang-kadang kita seperti tidak berdaya untuk menghentikan aktivitas dan waktu yang terus berlari.


Take time, make time to slow down. And we will see the beauty of our life. Bukankah semua pencapaian itu untuk kita nikmati? Jangan menunggu cita-cita tercapai baru menikmati. Nikmatilah sambil mewujudkan cita-cita kita.


Demikian pula dalam trading saham. Seringkali trader terburu-buru ingin meraih hasil yang spektakuler. Membeli semakin banyak saham, mengamati running trade semakin lama, tidak menolong. Yang dapat untung besar, semakin ingin lebih lagi. Yang rugi, stres dan semakin kesal ketika melihat orang lain pamer cuan. Ahhh... saya pun pernah mengalaminya duluu banget ketika masih jadi trader pemula.


Dan saya ingat benar, bagaimana saya memperbaiki semua itu?


Dengan cara slowing down. Menjauh dari “keramaian” alias hiruk pikuk diskusi saham yang membuat semakin gelisah. Make time untuk melakukan analisis sendiri, dan dengan sabar membuat evaluasi akan transaksi saham yang sudah dilakukan, baik itu saham yang masih disimpan, maupun daftar saham yang sudah terjual.


Dari situ, saya mulai tahu apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan saya dalam trading saham.


Bahkan, dengan mengurangi jumlah saham yang dimiliki, malah membuat profit semakin bagus. 


Dengan menggunakan strategi beli jual yang sederhana, membuat saya mengerti betapa dalam pola pikir dari strategi tersebut. Dan ketika saya bisa memahami dasar pemikiran strategi (yang nampak sederhana) dengan lebih mendalam, saya bisa lebih berani dalam membeli saham, dan ketika menjualnya (baik untuk membatasi kerugian maupun merealisasikan keuntungan).


Yes.


Dengan fokus pada hal sederhana dan mendalam, diulang berkali-kali, membuat saya semakin percaya diri.


Ketika saya bilang, jarang sekali saya melakukan antrian beli saat membeli saham, seringkali saya “hajar kanan” alias beli di harga terakhir... beberapa orang mengomentari bahwa saya agresif. Demikian pula ketika mau cut loss, saya langsung buang saja saham yang mulai rugi tersebut, seakan-akan saya tidak peduli.


Sebenarnya, bukan agresif dan bukan tidak peduli, melainkan saya menjadi percaya diri karena sudah mengulang berkali-kali strategi yang saya dalami.


I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times. Bruce Lee



*Bagaimana caranya bahagia? Bagaimana caranya supaya kita bisa puas? Bagaimana meraih tujuan kita dengan lebih cepat? Caranya dengan slowing down.


Ketika kita slow down, bukan berarti pencapaian kita akan melambat. Ketika slowing down, justru seringkali kita masuk dalam mode jenius, karena kita bisa berpikir secara mendalam.



“Do only one thing at a time. When you walk, just enjoy walking. When you listen, really listen. You will become happier and more center.” Monk Haemin Sunim


#EMDiary

#SalamProfit

#BeyondMoney



Mau jadi Super Trader di saham Indonesia?

Follow Us

Kememkominfo

Certified by Ministry of Communications and
Informatics of Indonesia

• no. 02372/DJAI.PSE/03/2020 as Electronic System Provider