Cara Trading Saham Bebas Fear and Greed
Alkisah dongeng dari
negeri tirai bambu, terjadilah percakapan antara Tuhan dengan kerbau, monyet,
anjing, dan manusia ketika Tuhan menciptakan mereka. Ketika Tuhan menciptakan
kerbau, Tuhan memberi usia 50 tahun, dan memberi mandat kepadanya untuk bekerja
keras membantu manusia membajak sawah, menarik pedati, dan melakukan pekerjaan berat
lainnya. Merasa mandat tersebut berat, si kerbau menawar, dan meminta kepada
Tuhan untuk memberikan umur hanya 20 tahun saja. Tuhan pun setuju.
Tibalah giliran Tuhan
menciptakan monyet, dan Tuhan memberikan usia 20 tahun untuk hewan tersebut.
Sama seperti kerbau, monyet mendapat mandat untuk menghibur manusia dan membuat
manusia senang. Merasa mandat itu begitu berat, monyet pun menawar dan meminta
hanya 10 tahun saja usianya di dunia ini. Tuhan pun mengabulkan.
Tibalah masa ketika
Tuhan menciptakan anjing, dan diberi usia hingga 20 tahun. Tugasnya menjaga dan
menemani manusia dengan setia. Sama seperti monyet dan kerbau, si anjing pun
menawar usia yang diberikan, karena merasa tugasnya berat. Anjing meminta agar
usianya hanya 10 tahun saja. Lagi-lagi Tuhan mengabulkan.
Pada akhirnya, tiba giliran
Tuhan menciptakan manusia, makhluk kesayangannya. Tuhan memberikan usia manusia
hanya sampai 25 tahun, tugasnya cuma bersenang-senang. Namun, berbeda dengan
makhluk sebelumnya, manusia tidak meminta diskon usia. Ia meminta untuk Tuhan
menambahkan usianya karena ia merasa usianya terlalu pendek untuk
bersenang-senang. Manusia pun meminta kepada Tuhan untuk menambahkan 30 tahun
sisa usia kerbau, 10 tahun sisa usia monyet, dan 10 tahun usia si anjing untuk
dirinya, sehingga bisa hidup lebih lama lagi di dunia ini. Tuhan pun setuju.
Jadilah, si manusia
hidup 25 tahun bersenang-senang, 30 tahun bekerja keras mencari nafkah, 10
tahun berikutnya ia mulai pensiun, menghibur dan menyenangkan anak cucunya. Dan
10 tahun berikutnya, ia tak berdaya lagi karena fisiknya mulai melemah, hanya
bisa duduk dan menyapa orang-orang yang lewat selayaknya tugas yang dilakukan
oleh anjing.
Well…
cerita di atas mungkin hanyalah dongeng. Namun kisah tersebut sangat
menggelitik dan menyentil kehidupan kita sebagai manusia dan juga tentunya
sebagai seorang trader dan investor
saham.
Rata-rata manusia mulai
produktif pada usia lebih dari 20 tahun dan mulai berkeluarga di atas 25 tahun,
sehingga ia mesti bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Demikian pula,
dengan trader dan investor saham.
Rata-rata dari kita mulai berinvestasi pada usia lebih dari 20 tahun, dan
kebanyakan diusia 25 tahun ke atas. Mengapa? Karena pada usia tersebut ada
kebutuhan yang besar untuk menjadi produktif bagi orang-orang yang dicintai,
yaitu keluarga yang mulai dibangun, pasangan hidup, anak, orang tua, dan bahkan
sanak saudara.
Tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Seringkali, meski kita sudah mapan secara finansial,
kita masih terus mengejar dan meraih berbagai macam hal untuk kehidupan yang
lebih baik, lebih bahagia, kualitas hidup yang maksimal. Pokoknya kalau bisa
semuanya yang terbaik, dari kebutuhan jasmani, kesehatan, pendidikan, hiburan,
status sosial dan semua hal yang dianggap bisa memberikan kebahagiaan buat
manusia.
Wajar ketika kita ingin
makanan yang lebih enak, baju mahal yang lebih enak dipandang dan nyaman
dipakai, liburan mewah, pendapatan besar baik dari pekerjaan maupun dari
investasi. Saya pun demikian pada awalnya, ada banyak hal yang saya idamkan, mostly berupa achievement ataupun progress akan berbagai hal. Baik dalam trading dan investasi saham, keluarga, personal development, ataupun dalam
pelayanan kami membantu kamu menjadi trader
dan investor berhasil melalui Ellen May Institute. Tiap ada progress, saya
merasa sangat senang luar biasa. Demikian juga dengan kamu pastinya. Setelah kamu
mendapatkan yang diidamkan, pastinya akan merasa senang!
Namun yang menarik,
rasa senang itu tidak berlangsung lama. Yang terjadi adalah, keinginan untuk meraih
lebih dan lebih dan lebih lagi. Merasa tertantang, kita seringkali memasang
target-target yang lebih tinggi dalam hidup kita. Ketika tercapai, senang lagi!
Namun, rasa puas itu tidak berlangsung lama. Dan kita ingin lebih lagi dan lagi
dan lagi. Terlepas dari apa pun yang kamu kejar, baik itu materi, posisi, atau
status sosial dan juga cuan dalam trading dan investasi saham.
Sebaliknya, ketika
mengalami kegagalan, seringkali kita menjadi begitu kesal, ada pula yang sampai
depresi, dan mudah putus asa. Ketika trading
ataupun berinvestasi saham pun demikian. Dengan berfokus pada target terlalu
keras, membuat trader dan investor
menjadi ingin cepat-cepat kaya. Kalau untung, maunya nambah lagi, dan lagi, dan
lagi. Jadi serakah, nggak lagi rasional. Semua ilmu yang sudah dipelajari pun
dilupakan begitu saja demi memenuhi ambisi untuk mendapat lebih.
Demikian sebaliknya, ketika
masih belum berhasil, trader ataupun
investor, seringkali mudah putus asa, gampang stres. Padahal, belum tentu ia
gagal. Bisa saja karena waktu itu pasar saham memang sedang dalam tren harga
turun. Tapi, banyak yang nggak mau sabar dalam belajar ataupun mengikuti
proses.
Hal itu berulang
terus-menerus, baik dalam trading dan
investasi saham, maupun dalam kehidupan nyata atau kegiatan kita lainnya. Meski
kita berhasil dan terus berhasil, kok rasanya masih nggak bahagia sepenuhnya.
Bahkan kita merasa kesepian di tengah keberhasilan. Kenapa?
Saya pun mulai sadar,
bahwa seringkali kita hidup berfokus pada hasil akhir saja dan lupa berfokus
pada proses. Fokus pada tujuan memang penting dan sangat penting supaya kita
bisa berhasil dalam segala bidang. Dan menikmati proses juga tak kalah
pentingnya.
Ketika kita mengejar
sesuatu, nikmatilah prosesnya. Berhentilah sesaat, perhatikan apa yang terjadi
dalam perjalanan kita mewujudkan impian. Seringkali, meski tujuan akhir belum
dicapai, kita justru bisa tersenyum dan menjadi bahagia ketika menikmati
prosesnya.
Ketika belajar untuk
menjadi seorang trader dan investor
yang berhasil, janganlah terburu-buru. Nikmatilah proses belajar dan berlatih.
Kalau saya bilang start small, ayolah
start small dulu, sampai kamu benar-benar
terlatih dan bisa berdansa dengan siklus harga saham. Jangan terburu-buru trading dengan uang besar kalau uang
kecil saja belum konsisten. Jangan terlalu senang dan over confident kalau dapat untung besar. Bisa jadi kamu lagi
beruntung, masuk ketika tren harga saham naik.
Ketika saya bepergian,
perjalanan panjang menjadi menyenangkan. Kami diberi kesempatan beberapa kali
untuk berhenti sejenak, ke toilet, menikmati udara segar di luar mobil, sembari
mencicipi hidangan ringan dan cokelat panas dari kafe terdekat.
Dengan menikmati
proses, akan membuat kita menjadi lebih bahagia, lebih mencintai diri sendiri,
lebih puas, dan tentunya, perjalanan pun akan kembali dilanjutkan dengan lebih
menyenangkan sampai ke tujuan akhir.
Dalam perjalananmu menjadi
trader dan investor yang berhasil,
menikmati proses bisa dengan enjoy
berupa membaca buku dengan secangkir cokelat hangat, menghadiri gathering dan reseat workshop Super Trader. Sambil menjalin persahabatan dengan
teman-teman baru dan menjalin hubungan dengan keluarga dengan berbagi ilmu trading dan investasi yang sudah kamu
pelajari. Percaya deh kamu pasti jadi lebih bahagia!
Dan hei, bukankah semua
yang kita lakukan dalam mengejar cita-cita sebenarnya untuk menjadi bahagia?
Bahkan, dengan menikmati proses, kita sudah mencapai tujuan itu sendiri,
menjadi bahagia tanpa syarat. Dan keberhasilan mencapai cita-cita, akan menjadi
sebuah bonus dari kebahagiaan yang sudah didapat ketika menikmati proses.
Rahasia sukses (dan
bahagia), adalah dengan fokus pada tujuan, dan menikmati proses. Artikel ini
juga bisa didengar pada podcast saya saham.link/podcast8 --> Manusia hidup
seperti kerbau, monyet, dan anjing #PsychologyofTrading --> https://anchor.fm/ellen-may8/episodes/Manusia-hidup-seperti-kerbau--monyet--dan-anjing--PsychologyofTrading-e49m7i.
Salam profit, Ellen May
I went to a smart new
café in my neighborhood. I wanted to order a delicious-looking slice of cake,
but when I heard how expensive it was, I just ordered some tea. But I had that
cake in my mind for the rest of the day. After two days, I still couldn’t get
it out of my mind, so I went back to the café, bought a slice and ate it. It
was delicious, but not extraordinarily delicious. This must be the kind of
feeling people have after winning the Nobel Prize or becoming president. Haemin
Sunim
Mau jadi Super Trader di saham Indonesia?