Blog By Ellen May

Cara Trading Saham Bebas Fear and Greed

2019-06-10 14:55:43 / Ellen May

Alkisah dongeng dari negeri tirai bambu, terjadilah percakapan antara Tuhan dengan kerbau, monyet, anjing, dan manusia ketika Tuhan menciptakan mereka. Ketika Tuhan menciptakan kerbau, Tuhan memberi usia 50 tahun, dan memberi mandat kepadanya untuk bekerja keras membantu manusia membajak sawah, menarik pedati, dan melakukan pekerjaan berat lainnya. Merasa mandat tersebut berat, si kerbau menawar, dan meminta kepada Tuhan untuk memberikan umur hanya 20 tahun saja. Tuhan pun setuju.

Tibalah giliran Tuhan menciptakan monyet, dan Tuhan memberikan usia 20 tahun untuk hewan tersebut. Sama seperti kerbau, monyet mendapat mandat untuk menghibur manusia dan membuat manusia senang. Merasa mandat itu begitu berat, monyet pun menawar dan meminta hanya 10 tahun saja usianya di dunia ini. Tuhan pun mengabulkan.

Tibalah masa ketika Tuhan menciptakan anjing, dan diberi usia hingga 20 tahun. Tugasnya menjaga dan menemani manusia dengan setia. Sama seperti monyet dan kerbau, si anjing pun menawar usia yang diberikan, karena merasa tugasnya berat. Anjing meminta agar usianya hanya 10 tahun saja. Lagi-lagi Tuhan mengabulkan.

Pada akhirnya, tiba giliran Tuhan menciptakan manusia, makhluk kesayangannya. Tuhan memberikan usia manusia hanya sampai 25 tahun, tugasnya cuma bersenang-senang. Namun, berbeda dengan makhluk sebelumnya, manusia tidak meminta diskon usia. Ia meminta untuk Tuhan menambahkan usianya karena ia merasa usianya terlalu pendek untuk bersenang-senang. Manusia pun meminta kepada Tuhan untuk menambahkan 30 tahun sisa usia kerbau, 10 tahun sisa usia monyet, dan 10 tahun usia si anjing untuk dirinya, sehingga bisa hidup lebih lama lagi di dunia ini. Tuhan pun setuju.

Jadilah, si manusia hidup 25 tahun bersenang-senang, 30 tahun bekerja keras mencari nafkah, 10 tahun berikutnya ia mulai pensiun, menghibur dan menyenangkan anak cucunya. Dan 10 tahun berikutnya, ia tak berdaya lagi karena fisiknya mulai melemah, hanya bisa duduk dan menyapa orang-orang yang lewat selayaknya tugas yang dilakukan oleh anjing.

Well… cerita di atas mungkin hanyalah dongeng. Namun kisah tersebut sangat menggelitik dan menyentil kehidupan kita sebagai manusia dan juga tentunya sebagai seorang trader dan investor saham.

Rata-rata manusia mulai produktif pada usia lebih dari 20 tahun dan mulai berkeluarga di atas 25 tahun, sehingga ia mesti bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Demikian pula, dengan trader dan investor saham. Rata-rata dari kita mulai berinvestasi pada usia lebih dari 20 tahun, dan kebanyakan diusia 25 tahun ke atas. Mengapa? Karena pada usia tersebut ada kebutuhan yang besar untuk menjadi produktif bagi orang-orang yang dicintai, yaitu keluarga yang mulai dibangun, pasangan hidup, anak, orang tua, dan bahkan sanak saudara.

Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Seringkali, meski kita sudah mapan secara finansial, kita masih terus mengejar dan meraih berbagai macam hal untuk kehidupan yang lebih baik, lebih bahagia, kualitas hidup yang maksimal. Pokoknya kalau bisa semuanya yang terbaik, dari kebutuhan jasmani, kesehatan, pendidikan, hiburan, status sosial dan semua hal yang dianggap bisa memberikan kebahagiaan buat manusia.

Wajar ketika kita ingin makanan yang lebih enak, baju mahal yang lebih enak dipandang dan nyaman dipakai, liburan mewah, pendapatan besar baik dari pekerjaan maupun dari investasi. Saya pun demikian pada awalnya, ada banyak hal yang saya idamkan, mostly berupa achievement ataupun progress akan berbagai hal. Baik dalam trading dan investasi saham, keluarga, personal development, ataupun dalam pelayanan kami membantu kamu menjadi trader dan investor berhasil melalui Ellen May Institute. Tiap ada progress, saya merasa sangat senang luar biasa. Demikian juga dengan kamu pastinya. Setelah kamu mendapatkan yang diidamkan, pastinya akan merasa senang!

Namun yang menarik, rasa senang itu tidak berlangsung lama. Yang terjadi adalah, keinginan untuk meraih lebih dan lebih dan lebih lagi. Merasa tertantang, kita seringkali memasang target-target yang lebih tinggi dalam hidup kita. Ketika tercapai, senang lagi! Namun, rasa puas itu tidak berlangsung lama. Dan kita ingin lebih lagi dan lagi dan lagi. Terlepas dari apa pun yang kamu kejar, baik itu materi, posisi, atau status sosial dan juga cuan dalam trading dan investasi saham.

Sebaliknya, ketika mengalami kegagalan, seringkali kita menjadi begitu kesal, ada pula yang sampai depresi, dan mudah putus asa. Ketika trading ataupun berinvestasi saham pun demikian. Dengan berfokus pada target terlalu keras, membuat trader dan investor menjadi ingin cepat-cepat kaya. Kalau untung, maunya nambah lagi, dan lagi, dan lagi. Jadi serakah, nggak lagi rasional. Semua ilmu yang sudah dipelajari pun dilupakan begitu saja demi memenuhi ambisi untuk mendapat lebih.

Demikian sebaliknya, ketika masih belum berhasil, trader ataupun investor, seringkali mudah putus asa, gampang stres. Padahal, belum tentu ia gagal. Bisa saja karena waktu itu pasar saham memang sedang dalam tren harga turun. Tapi, banyak yang nggak mau sabar dalam belajar ataupun mengikuti proses.

Hal itu berulang terus-menerus, baik dalam trading dan investasi saham, maupun dalam kehidupan nyata atau kegiatan kita lainnya. Meski kita berhasil dan terus berhasil, kok rasanya masih nggak bahagia sepenuhnya. Bahkan kita merasa kesepian di tengah keberhasilan. Kenapa?

Saya pun mulai sadar, bahwa seringkali kita hidup berfokus pada hasil akhir saja dan lupa berfokus pada proses. Fokus pada tujuan memang penting dan sangat penting supaya kita bisa berhasil dalam segala bidang. Dan menikmati proses juga tak kalah pentingnya.

Ketika kita mengejar sesuatu, nikmatilah prosesnya. Berhentilah sesaat, perhatikan apa yang terjadi dalam perjalanan kita mewujudkan impian. Seringkali, meski tujuan akhir belum dicapai, kita justru bisa tersenyum dan menjadi bahagia ketika menikmati prosesnya.

Ketika belajar untuk menjadi seorang trader dan investor yang berhasil, janganlah terburu-buru. Nikmatilah proses belajar dan berlatih. Kalau saya bilang start small, ayolah start small dulu, sampai kamu benar-benar terlatih dan bisa berdansa dengan siklus harga saham. Jangan terburu-buru trading dengan uang besar kalau uang kecil saja belum konsisten. Jangan terlalu senang dan over confident kalau dapat untung besar. Bisa jadi kamu lagi beruntung, masuk ketika tren harga saham naik.

Ketika saya bepergian, perjalanan panjang menjadi menyenangkan. Kami diberi kesempatan beberapa kali untuk berhenti sejenak, ke toilet, menikmati udara segar di luar mobil, sembari mencicipi hidangan ringan dan cokelat panas dari kafe terdekat.

Dengan menikmati proses, akan membuat kita menjadi lebih bahagia, lebih mencintai diri sendiri, lebih puas, dan tentunya, perjalanan pun akan kembali dilanjutkan dengan lebih menyenangkan sampai ke tujuan akhir.

Dalam perjalananmu menjadi trader dan investor yang berhasil, menikmati proses bisa dengan enjoy berupa membaca buku dengan secangkir cokelat hangat, menghadiri gathering dan reseat workshop Super Trader. Sambil menjalin persahabatan dengan teman-teman baru dan menjalin hubungan dengan keluarga dengan berbagi ilmu trading dan investasi yang sudah kamu pelajari. Percaya deh kamu pasti jadi lebih bahagia!

Dan hei, bukankah semua yang kita lakukan dalam mengejar cita-cita sebenarnya untuk menjadi bahagia? Bahkan, dengan menikmati proses, kita sudah mencapai tujuan itu sendiri, menjadi bahagia tanpa syarat. Dan keberhasilan mencapai cita-cita, akan menjadi sebuah bonus dari kebahagiaan yang sudah didapat ketika menikmati proses.

Rahasia sukses (dan bahagia), adalah dengan fokus pada tujuan, dan menikmati proses. Artikel ini juga bisa didengar pada podcast saya saham.link/podcast8 --> Manusia hidup seperti kerbau, monyet, dan anjing #PsychologyofTrading --> https://anchor.fm/ellen-may8/episodes/Manusia-hidup-seperti-kerbau--monyet--dan-anjing--PsychologyofTrading-e49m7i.

Salam profit, Ellen May

 

I went to a smart new café in my neighborhood. I wanted to order a delicious-looking slice of cake, but when I heard how expensive it was, I just ordered some tea. But I had that cake in my mind for the rest of the day. After two days, I still couldn’t get it out of my mind, so I went back to the café, bought a slice and ate it. It was delicious, but not extraordinarily delicious. This must be the kind of feeling people have after winning the Nobel Prize or becoming president. Haemin Sunim



Mau jadi Super Trader di saham Indonesia?

Follow Us

Kememkominfo

Certified by Ministry of Communications and
Informatics of Indonesia

• no. 02372/DJAI.PSE/03/2020 as Electronic System Provider