Blog By Ellen May

The Beauty of Minimalism

2019-05-27 16:39:02 / Ellen May

#Position sizing, #psychology of trading, #risk management, #portfolio management, #money management

Beberapa bulan terakhir, saya berkesempatan untuk travel ke US, baik untuk mengikuti conference, meeting, ataupun seminar, “mengasah kapak”, terutama untuk ilmu investasi, trading saham, serta ilmu bisnis lainnya.

Salah satu acara luar biasa yang saya ikuti adalah Berkshire Hathaway Annual Meeting 2019. Di situ, saya berkesempatan untuk belajar langsung dengan Warren Buffett, Charlie Munger, dan bahkan seruangan dengan Bill Gates. I was so excited!!

Setelah acara utama berlangsung, biasanya saya meluangkan waktu untuk explore di beberapa ktia, serta bertemu beberapa teman dan kerabat, dan juga mengunjungi beberapa outlet / pusat perbelanjaan.

Awalnya, rencana mengunjungi outlet / pusat perbelanjaan hanyalah untuk membeli beberapa barang titipan dari kerabat, dan tidak ada rencana untuk membeli barang lain. Namun tidak jarang, kunjungan ke outlet berujung pada “beranaknya” koper / bawaan saya, karena saya tidak hanya membeli barang titipan namun juga membeli barang-barang “lucu” lainnya, baik untuk saya, ataupun untuk keluarga.

Penyesalan pun muncul ketika :

-          Saya kerepotan membawa koper yang beranak, apalagi kalau sampai overweight

-          Saya kerepotan ketika unpack

-          Dan yang terakhir… saya kerepotan untuk “mengeliminasi” barang-barang di rumah yang sudah ada, karena dengan bertambahnya barang baru, rumah akan semakin penuh

Pada trip lain saya sempat mencoba untuk seminimalis mungkin, dengan membawa sesedikit mungkin bawaan dari rumah, dan tidak terlalu banyak membeli barang yang tidak diperlukan.

Salah satu caranya adalah dengan tidak terlalu banyak pergi ke pusat perbelanjaan. Titipan yang ada pun sebisa mungkin dilakukan lewat online shop, dan barangnya dikirim ke hotel, supaya nggak tergoda belanja ini itu ina inu… hehe….

Dari situlah saya belajar tentang 1 hal penting : simple life, minimalist life, is a good life. Kita tidak memerlukan banyak barang. Semakin simple, semakin nyaman. Tidak perlu membeli yang lebih bagus, lebih keren, atau lebih menarik, kalau tidak benar-benar membeli nilai tambah buat hidup kita.

Demikian pula ketika trading / investasi saham.

Seringkali, kita ingin memiliki portfolio (kumpulan saham) yang paling indah, paling bagus, paling profitable. Untuk itulah, seringkali trader / investor seringkali terobsesi untuk mencari saham yang pualing bagus, dan tidak mau ketinggalan rekomendasi terbaru.

Di Super trader signal ID, rekomendasi saham akan terus bermunculan jika ada peluang baru. Namun apakah semua saham tersebut harus Anda beli?

Ada waktunya, ketika muncul banyak tawaran / peluang yang lewat di depan mata, kita perlu belajar untuk berkata “I’m good!” alias, “Saya sudah cukup dengan apa yang saya punya, dan saya baik-baik saja tanpa membeli saham lain.”

Apa artinya?

Ketika trading saham, kita harus mempunyai batasan akan berapa banyak jumlah saham yang boleh kita miliki. Untuk retail, sekitar 5 – 10 saham cukup!

Ketika kita sudah menentukan maksimal jumlah saham yang kita miliki (missal, 5 saham), kita tidak perlu tergoda membeli saham ke-6, selama : 5 saham tersebut masih baik-baik saja.

Apa artinya?

Simple aja. Kalau 5 saham tersebut masih untung, masih positif, masih hijau, dan belum kena level stop loss / proteksi, tidak perlu pusing membeli saham yang ke 6.

Salah satu rahasia keberhasilan investor legendaris dunia Warren Buffett, dan juga trader legendaris David Ryan, adalah melakukan konsentrasi untuk strategi manajemen portfolio, dan bukan diversifikasi.

 

Diversifikasi tidak akan mengecilkan risiko, karena ketika pasar jatuh, maka sebagian besar saham juga pasti akan terkoreksi.

Strategi konsentrasi adalah salah satu cara terbaik untuk memperbesar keuntungan dan meminimalkan kerugian. Caranya adalah :

-          Membeli sedikit jenis saham (5 sampai maksimal 10 )

-          Menambah posisi (add buy) untuk saham yang masih potensial

-          Mengurangi posisi (reduce / sell) untuk saham yang mulai rugi, dan juga jual untuk profit taking pada saham yang masih untung namun mulai menunjukkan tanda perlambatan trend

 

Tapi bagaimana caranya punya portfolio yang ramping dan simple? Saya tergoda dengan saham-saham lainnya.

Caranya mudah saja.

Seperti halnya kita membatasi untuk membeli barang-barang yang tidak kita perlukan dengan mengurangi pergi ke outlet, maka kita bisa membatasi over buy saham dengan mengurangi melihat running trade. Saya sendiri saat ini sudah jarang sekali melihat running trade. Broadcast / rekomendasi dari Super Trader Signal ID dan juga ilmu yang Anda dapat dari workshop Super Trader sudah lebih dari cukup.

Oya… supaya bisa tetap simple dan minimalis, kita juga sesekali perlu “membersihkan” barang-barang di rumah kita. Pakaian, sepatu, mainan anak, tas, perabot, buku-buku, yang tidak lagi dipakai, namun dibuang sayang… ketika saya mencoba untuk “bersih-bersih” barang-barang tersebut, rasanya lega sekali.

Barang yang dibuang sayang, seringkali membuat rumah jadi penuh dan tidak nyaman dan tidak indah.

Saham yang dibuang sayang (saham yang rugi tapi terus ditahan), membuat portfolio saham Anda menjadi memerah.

Yuk, mulai bersih-bersih portfolio. Buang saham yang paling buruk, yang paling jelek trend harganya, yang paling jelek fundamentalnya, yang paling nggak ada harapan.

Percayalah, ketika kita terbiasa untuk “bersih-bersih” portfolio ketika kerugian masih kecil, dan ketika kita tidak overbuy saham, maka kinerja trading Anda pasti akan membaik seiring dengan berjalannya waktu.

Keep it simple & smart!

Salam profit,




Ellen May



Mau jadi Super Trader di saham Indonesia?

Follow Us

Kememkominfo

Certified by Ministry of Communications and
Informatics of Indonesia

• no. 02372/DJAI.PSE/03/2020 as Electronic System Provider