Blog By Ellen May

Sudah Nabung Saham? Yakin Benar Caranya?

2019-06-11 16:16:02 / Team Ellen May Institute

Beberapa bulan yang lalu saya sempat diundang salah satu universitas di Yogyakarta. Dan saya berinteraksi dengan para mahasiswa yang antusias sekali untuk mulai berinvestasi saham. Ada satu atau dua orang mahasiswa yang bangga karena telah menabung saham, oh ya? tanya saya.

Saya sangat kagum sekali dengan semangat antusiasme mereka. Kemudian saya bertanya lagi, bagaimana caranya kamu mulai menabung saham?

Mahasiswa itu menjawab: "Aku beli saja sebuah saham, terus kalau saham itu turun aku beli lagi,".

Terus nominal uangnya berapa? Tanya saya lagi.

Mahasiswa menjawab lagi: "Ya sepunyanya uang saya berapa? Kalau harga saham semakin turun, saya beli saham lagi semakin banyak,".

Dari cara salah satu mahasiswa itu saya simpulkan bukan cara yang benar untuk nabung saham. Nabung saham ini bermula dikampanyekan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tagline "Yuk Nabung Saham". Buat saya, ini strategi sangat bagus sekali. Namun sayangnya, jika tidak dijalankan dengan benar, justru berisiko.

Contohnya, kalau kamu beli saham dengan patokan sekadar beli karena harga sahamnya turun akan sangat berbahaya sekali. Karena, bisa saja harga saham berlanjut turun terus. Jadi, bagaimana cara nabung saham yang benar? Supaya kita bisa menghasilkan profit yang konsisten dalam jangka panjang dengan risiko sekecil-kecilnya.

Menariknya lagi, nabung saham ini sempat dimention oleh Tony Robbins seorang aktor sekaligus motivator kelas dunia, dalam bukunya berjudul "The Money Master Games". Dalam bukunya tersebut, ia mengulas strategi nabung saham ini dan seringkali disebut dolar cost averaging.

Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan nabung saham? Dan kenapa BEI begitu semangatnya mengampanyekan "Yuk Nabung Saham"? Begitu juga saya, ada menuliskan satu buku khusus dengan BEI judulnya "Nabung Saham Sekarang".

Nabung saham merupakan strategi investasi yang sangat berbeda dengan strategi investasi saham lainnya. Kalau strategi investasi saham yang lain, kita butuh belajar tentang bagaimana caranya menentukan timing yang benar untuk jual beli saham.

Contohnya, untuk value investing, kamu harus beli saham yang saat itu lagi terdiskon, sedangkan pemula nggak tahu kapan value saham itu terdiskon. Sementara, trader atau investor justru akan membeli saham ketika harga sahamnya mulai akan naik dan ditahan ketika terus naik sampai pada akhirnya trennya berbalik arah.

Yang menarik dengan strategi nabung saham ini, kamu para pemula tidak pusing mikirin kapan mulai beli sahamnya. Kelebihan nabung saham karena memiliki timing diversification. Jadi, nabung saham, beli saham secara rutin atau periode tertentu dengan nominal dan sahamnya tertentu juga.

Cukup beli satu saham saja nggak masalah. Nggak usah banyak-banyak beli sahamnya. Kemudian, belinya dengan periode tertentu, komitmen, entah itu sebulan sekali, tiga bulan, atau setahun sekali itu terserah kamu. Terpenting komitmen! Pasang alarm pembelian saham di ponselmu, misalnya Senin tiap bulan. Dan kamu nggak perlu lihat harga sahamnya.

Kemudian, dengan nominal tertentu. Misalnya, kamu memiliki penghasilan Rp30 juta tiap bulannya. Setelah kamu kurang-kurangin kebutuhanmu dan dialokasikan buat berinvestasi. Atau kamu punya uang Rp5 juta untuk berinvestasi, ini ada kaitannya juga dengan podcast saya sebelumnya berjudul "Kita Semua Bisa Kaya dan Bahagia".

Kamu mesti tentukan dulu jumlah uang yang bisa digunakan untuk berinvestasi dan commit untuk beli saham dalam periode tertentu tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan Strategi Nabung Saham?

Strategi nabung saham, sangat mudah untuk dipraktekan. Jadi, kamu tidak perlu mikir lagi saham apa yang akan dibeli, dan tidak perlu repot memikirkan timing-nya. Strategi nabung saham ini akan mendiversifikasi risiko dari fluktuasi harga saham.

Contohnya, tahun 2007, harga saham di IHSG tinggi banget, tapi 2008, harga saham hancur gila-gilaan. IHSG turun 60 persen, bahkan banyak bursa saham di dunia dan Asia turun karena supreme mortgage. Lalu 2009, bursa saham naik luar biasa. Kalau kamu telah belajar strateginya dan menjadi alumni workshop trader karena saya ajarin, maka tak masalah.

Kamu mau masuk karena timing pasar saham sedang naik itu bisa. Bagi pemula, disarankan jangan membeli harga saham saat lagi di puncak, seperti tahun 2007. Kemudian, pasar saham jatuh, kamu jual pada harga level terendah. Hal ini sangat berisiko sekali dan membuat orang kapok dalam berinvestasi saham.

Tapi, kalau kamu nabung saham, tidak perlu mengalami risiko sebegitu besarnya. Karena, ketika kamu beli harga saham saat lagi pada puncaknya, maka akan mendapatkan sedikit saham saja. Namun, ketika harga saham jatuh pada 2008, maka akan mendapatkan saham yang sama tetapi dalam jumlah yang lebih banyak. Otomatis harga sahammu akan ter-average. Namanya strategi dolar cost averaging. Beda dengan averaging down. Averaging down itu, beli, beli ketika harga sahamnya lagi turun. 

Sekarang kita berbicara kekurangan nabung saham nih. Karena harganya per rata-rata. Kalau harga saham itu naik, profitnya nggak bisa banyak. Risikonya kecil, profitnya juga ikutan kecil. Tapi, profit ini masih lebih bagus dibanding ditaruh pada instrumen deposito. Tapi, deposito itu baik untuk saving atau hal lain.

Namun, kalau ingin mendapatkan imbal hasil yang besar, kamu bisa dapatin dengan strategi nabung saham. Strategi nabung saham, kamu tidak bisa beli dan simpan dalam jangka waktu setahun saja, paling nggak 5-10 tahun baru kelihatan hasilnya. Bukan untuk short term saja.

Gimana caranya milih saham buat nabung saham? Hati-hati kalau kamu pilih saham dengan instrumen nabung saham. Kenapa? Karena kamu baru sadarnya bertahun-tahun dan sudah rugi banyak. Oleh karena itu, pilih saham untuk nabung saham yang tepat.

Kalau kamu pilih nabung saham, metode sahamnya sama seperti value investing. Kalau kamu mau growth investing, pilihan sahamnya justru berbeda. Apalagi kalau menggunakan strategi super trading, swing trading, beda lagi pilihan sahamnya. Strategi super trading, kita nggak terlalu fokus dengan analisis fundamental.

Tapi, kalau nabung saham kemudian value investing, kita mesti peduli dengan analisis fundamental atau kesehatan perusahaan tersebut. Dinilai dari bisnis model, manajemen perusahaan, profitabilitas atau kemampuan dari perusahaan tersebut maka menghasilkan konsistensi.

Saya sendiri sangat berhati-hati banget merekomendasikan saham untuk long term investing. Karena long term investing beda dengan trading. Kalau jadi Super Trader, akan mendapatkan rekomendasi dari Premium Access. Misalkan merugi, kita bisa batasin kerugiannya itu cepat, maksimal 7 persen bisa out.

Tapi, nabung saham buat investasi jangka panjang, cutloss-nya tidak bisa berdasarkan harga tapi didasari oleh kesehatan perusahaan itu. Bila perusahaan itu tidak sehat secara fundamental, it takes time.

Kriteria diinvestasikan untuk jangka panjang yakni:

1. Pilih perusahaan yang kuat secara fundamental

Bukan perusahaan yang sedang berkembang atau growing. Bisa disebut perusahaan blue chips. Ada segelintir orang yang berkata "Nggak perlu saham blue chips, second liner juga boleh," itu orang lain bukan saya. Saya jadi sangat konservatif dan berhati-hati sekali, when I get in to long investment.

Jadi, perusahaan yang dipilih memilik kapitalisasi besar di mana manajemennya sudah solid (good corporate governence).

2. Pilih sektornya

Yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak, bukan perusahaan yang signical. Seperti, perusahaan batu bara, CPO (sektor kelapa sawit), dan perusahaan komoditas lainnya. Kemudian, sektornya cenderung defensive. Meskipun lagi krisis, orang tetap butuh.

Saya menawarkan dua saham saja supaya kamu tidak bingung. Tapi, kamu bisa lihat lagi pilihan sahamnya, kalau kamu mau melihatnya di dalam buku saya berjudul "Nabung Saham Sekarang" yang bisa didapatkan di Toko Buku Gramedia. Jadi, ini saya menawarkan dua saham, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). BCA ini sektor perbankan yang bisa dibilang signical tetapi sangat-sangat kuat secara fundamentalnya.

Strategi Lain yang Bikin Untung Dalam Berinvestasi Saham

Tadi saya bilang diawal kalau strategi nabung saham adalah suatu strategi beli dan jual saham yang paling basic serta practical banget. Strategi ini juga bisa diterapkan pada instrumen reksa dana secara konsisten.

Kamu pasti penasaran, strategi lain selain nabung saham? Strategi beli dan jual saham untuk long term investing, ada value investing. Pilihan sahamnya sama kayak nabung saham. Tapi belinya, ketika value saham terdiskon, wich is gampang saja sih sebenarnya, di saat lagi crash (pasar saham turun tajam).

Contohnya, saham Unilever pada tahun 2018, harga sahamnya terdisko 30-40 persen. Jadi, itu kesempatan yang bagus sekali untuk berinvestasi. Kapan jualannya buat si value investor ini ketika undervalue. Untuk strategi growth investing, kebalikan dari value. Justru para investor membeli saham ketika perusahaan itu lagi berkembang. Baik itu laba dan inovasinya bertumbuh luar biasa, tentu saja harga sahamnya naik luar biasa.

Bisa dilihat dari perkembangan labanya, return on investment (ROI), dan profitabilitas perusahaan dalam menghasilkan laba. Tapi, saya lebih senang nih dengan saham Indonesia, kita menilai pertumbuhan dari harga sahamnya. Jadi mau beli ketika harga saham mau naik, saya lebih condong kepada kamu untuk menggunakan strategi Super Trader. Kita melihat pertumbuhan harga saham itu dari supply and demand.

Kita pantau dari grafiknya itu sendiri, saham-saham mana saja nih yang dikoleksi oleh institusi, big money, lihat juga mana yang lebih banyak dibeli oleh ritel. Jadi, ada demand lebih banyak dari supply dan kita beli-beli saham tersebut, kemudian kita keluar jika melihat ada tanda-tanda distribusi.

Dan yang menarik dari strategi ini, kamu tidak perlu tahu tentang fundamental perusahaan. Wich is sangat-sangat kebalikan sekali dengan investasi jangka panjang yang dituntut untuk mengetahui kesehatan perusahaan dan sebagainya. Strategi Super Trader ini sangat simpel dan pembatasan risikonya pun cenderung minim 3-7 persen. 

Sudah nggak bingung lagi kan soal nabung saham? Yuk nabung saham, terutama buat pemula nih yang tertarik berinvestasi bisa dimulai dari strategi ini tanpa perlu memikirkan teknikal analisis. So simple dan jangan banyak pertimbangan untuk menunda berinvestasi ya.. By the way, artikel ini juga bisa didengar pada podcast saya saham.link/podcast7 --> Yuk Nabung Saham Sekarang --> https://anchor.fm/ellen-may8/episodes/Yuk-Nabung-Saham-Sekarang-e4844u



Follow Us

Kememkominfo

Certified by Ministry of Communications and
Informatics of Indonesia

• no. 02372/DJAI.PSE/03/2020 as Electronic System Provider