Saham Yang Dibeli Lagi Rugi, Boleh Nambah Lagi?
Belakangan ini saya sering sekali mendapati banyak pertanyaan
melalui akun media sosial saya salah satu diantaranya ketika membeli saham dan
mengalami kerugian, boleh enggak saya beli lagi dengan double position? Alasannya sama seperti kali pertama membeli. Istilah
dalam pertanyaan atau yang dimaksud dalam pertanyaan tersebut adalah averaging down.
Apa
itu averaging down?
Averaging
down
artinya kalau sudah beli saham terus kemudian saham itu rugi, lalu kita beli
lagi pada harga bawah. Yang jadi pertanyaan, jika sudah rugi boleh enggak kita
beli lagi? Apalagi dengan posisi yang lebih besar.
Kalau kita beli lagi average, harganya akan jadi lebih murah. Otomatis kalau harga saham
itu naik kita akan dapat keuntungan lebih besar. Baik saya akan jawab dulu,
yang pertama bahwa averaging down itu
sebaiknya jangan dilakukan! Karena kalau beli saham rugi dan kamu beli lagi
dalam posisi yang sama, maka akan semakin rugi. Kok bisa?
Karena biasanya harga saham yang jatuh, tren saham
yang jatuh akan semakin jatuh, kecenderungannya seperti itu. Kalau harga saham
naik, maka kecenderungannya akan semakin naik. Oleh karena itu, saya lebih
menyarankan untuk melakukan averaging up
ketimbang averaging down. Averaging
up artinya menambah saham atau membeli lagi ketika harga saham naik.
Nah averaging
up ini bukan cuma sekedar asal-asalan
beli ketika harga saham naik. Secara teknikal dalam Workshop Super Trader saya
mengajarkan bahwa kalau kita melakukan averaging
up, sebaiknya terjadi saat breakout
yang berikutnya setelah masa konsolidasi. Jadi bukan sekedar asal-asalan averaging up saja.
Kalau kamu belum tahu caranya, bisa join Premium
Access! Nanti akan kita kasih tahu kapan harus averaging up dan lain sebagainya. Tapi kalau misalkan kita beli
satu saham nih, dan ternyata kita enggak bisa dapat saham tersebut pada best price. Kemudian, harga saham
tersebut naik dan selang beberapa hari harga saham mulai turun sedikit
mendekati level best price dan masih
dalam area beli kita. Boleh enggak kita beli lagi?
Strategi seperti ini sering kali saya namakan dengan
strategi piramida. Strategi ini beda sekali dengan strategi averaging down. Maksudnya gimana?
Meskipun sama-sama kita beli ketika harga turun, akan tetapi prinsipnya jauh
berbeda. Kalau averaging down membeli
ketika harga saham merosot dan trennya sudah turun.
Sedangkan kalau strategi piramida, kita beli karena
saham tersebut masih bagus dan memang sejak awal kita berencana beli di area
tersebut, tapi harga saham sudah terlanjur naik. Jadi kita ngantre dulu di
bawah dengan posisi yang lebih besar daripada ketika kita beli pada harga yang
sudah terlanjur lari tadi.
Contohnya, area best
price sekitar 5.000 dan harga saham sudah terlanjur naik ke harga 5.200 dan
kamu belum sempat beli diharga 5.000. Misal kamu punya uang Rp100 juta untuk
membeli saham ini, bisa gunakan Rp30 juta dulu atau Rp40 juta untuk beli diharga
5.200. Sisanya kamu rencanakan untuk beli diharga 5.000. Saat harga atas, kamu
boleh beli up to 50 persen dari modal
dan tidak boleh lebih besar posisinya diharga bawah.
Well, semoga bisa dipahami dan I will be happy kalau kamu bisa ikut Workshop Super Trader karena
akan mengerti dengan lebih jelas. Untuk info lebih lanjut kamu boleh tanya-tanya
dulu ke www.supertrader.id/whatsapp.
Artikel ini juga bisa kamu dengar pada podcast saya saham.link/podcast3 -->
Saham yang dibeli lagi rugi boleh nambah lagi --> https://anchor.fm/ellen-may8/episodes/Saham-yang-dibeli-lagi-rugi--boleh-nambah-lagi-e465cm.
Semoga semua yang saya bagikan bermanfaat. We make money, we change lives
better.
Salam profit!