Intip Tips Meminimalisir Risiko Investasi Saham untuk Capai Profit Konsisten
Bagi para calon investor yang berencana ingin
berinvestasi tentunya ada banyak pertimbangan sebelum memutuskan. Jangan hanya
mikir keuntungan saja, para investor pemula harus ketahui dulu risiko dari
berinvestasi.
Contohnya berinvestasi pada instrumen saham akan ada
tiga risiko yang dihadapi, yakni:
- Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham
lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT XYZ yang dibeli dengan harga
Rp2.000 per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan
hingga mencapai Rp1.400 per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus
turun, investor menjual pada harga Rp1.400 tersebut sehingga mengalami kerugian
sebesar Rp600 per saham.
- Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan
bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini
hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh
kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).
Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut,
maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan,
maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut.
Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu
seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti
perkembangan perusahaan.
- Saham Disuspensi
Itu juga salah satu risiko yang harus investor
pemula perlu tahu. Tahun ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memberikan
suspensi terhadap 20 emiten. Jadi, saham yang disuspensi tidak bisa diapa-apain
alias terkunci. Suspensi saham ini beragam, bisa disebabkan karena si
perusahaan utama tak mampu membayar utang, dan keterlambatan pembayaran biaya
pencatatan tahunan dari batas waktu.
Oleh sebab itu, sebelum memulai investasi saham ada
beberapa tips yang saya sarankan bagi investor pemula, antara lain:
1. Kalau mau pilih saham buat dibeli untuk investasi
jangka panjang harus dengan bisnis model yang sederhana.
2. Pilih perusahaan yang terlepas dari perang harga.
Contohnya, Aqua.
3. Pilih perusahaan yang market share (pangsa pasar). Artinya, semakin banyak orang yang
pakai produk ini maka akan semakin bagus. Contohnya, market consumer goods.
4. Pilih perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Waktu tahun 2008, harga saham hancur-hancuran, termasuk saham milik pemerintah.
Mereka melakukan buy back atau dibeli
sendiri oleh si pemilik perusahaan.
Dengan kondisi buy
back ini, membuat para investor lain dari kalangan umum akan latah membeli.
Karena adanya demand yang banyak tersebut membuat harga saham yang anjlok akan
naik. Perusahaan BUMN sangat penting untuk long
investing.
5. Jangan beli perusahaan yang cyclical, dengan chart yang dikit-dikit naik kemudian turun. Kalau
bisa pilihlah perusahaan yang dibutuhkan terus-menerus dan harganya nggak
tergantung musim.
6. Beli perusahaan yang sifatnya defensive. Seperti PT Unilever Indonesia
Tbk (UNVR).
Maka dari itu, sudah siapkah berinvestasi jika sudah
ketahui risikonya? Semua instrumen investasi tentu saja ada risikonya, namun
persiapkan dulu ilmu dan metodenya dengan cara mengikuti workshop Super Trader
dari saya. Salam profit!