Blog By Ellen May

Intip Tips Meminimalisir Risiko Investasi Saham untuk Capai Profit Konsisten

2019-06-28 16:41:04 / Team Ellen May Institute

 

Bagi para calon investor yang berencana ingin berinvestasi tentunya ada banyak pertimbangan sebelum memutuskan. Jangan hanya mikir keuntungan saja, para investor pemula harus ketahui dulu risiko dari berinvestasi.

Contohnya berinvestasi pada instrumen saham akan ada tiga risiko yang dihadapi, yakni:

- Capital Loss

Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT XYZ yang dibeli dengan harga Rp2.000 per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp1.400 per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp1.400 tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp600 per saham.

- Risiko Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.

Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

- Saham Disuspensi

Itu juga salah satu risiko yang harus investor pemula perlu tahu. Tahun ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memberikan suspensi terhadap 20 emiten. Jadi, saham yang disuspensi tidak bisa diapa-apain alias terkunci. Suspensi saham ini beragam, bisa disebabkan karena si perusahaan utama tak mampu membayar utang, dan keterlambatan pembayaran biaya pencatatan tahunan dari batas waktu.

Oleh sebab itu, sebelum memulai investasi saham ada beberapa tips yang saya sarankan bagi investor pemula, antara lain:

1. Kalau mau pilih saham buat dibeli untuk investasi jangka panjang harus dengan bisnis model yang sederhana.

2. Pilih perusahaan yang terlepas dari perang harga. Contohnya, Aqua.

3. Pilih perusahaan yang market share (pangsa pasar). Artinya, semakin banyak orang yang pakai produk ini maka akan semakin bagus. Contohnya, market consumer goods.

4. Pilih perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Waktu tahun 2008, harga saham hancur-hancuran, termasuk saham milik pemerintah. Mereka melakukan buy back atau dibeli sendiri oleh si pemilik perusahaan.

Dengan kondisi buy back ini, membuat para investor lain dari kalangan umum akan latah membeli. Karena adanya demand yang banyak tersebut membuat harga saham yang anjlok akan naik. Perusahaan BUMN sangat penting untuk long investing.

5. Jangan beli perusahaan yang cyclical, dengan chart yang dikit-dikit naik kemudian turun. Kalau bisa pilihlah perusahaan yang dibutuhkan terus-menerus dan harganya nggak tergantung musim.

6. Beli perusahaan yang sifatnya defensive. Seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Maka dari itu, sudah siapkah berinvestasi jika sudah ketahui risikonya? Semua instrumen investasi tentu saja ada risikonya, namun persiapkan dulu ilmu dan metodenya dengan cara mengikuti workshop Super Trader dari saya. Salam profit!



Follow Us

Kememkominfo

Certified by Ministry of Communications and
Informatics of Indonesia

• no. 02372/DJAI.PSE/03/2020 as Electronic System Provider