Financial Freedom, the Freedom of Life
Financial Freedom, the Freedom of Life
Kebebasan Finansial, Kebebasan Hidup
Ellen May, 18 Agustus 2019
“Kalau aku punya
banyak uang, semua masalah itu pasti akan terselesaikan.
Seandainya saja aku
punya uang lebih, aku tidak akan berlelah-lelah
kerja dari pagi
sampai malam, aku bisa bermain dengan anakku semata wayang.
Seandainya aku punya
uang lebih, istriku pasti akan lebih bahagia.
Seandainya aku punya
uang lebih, aku bisa memberikan perawatan kesehatan yang
lebih baik untuk orang
tuaku sehingga ia bisa lebih panjang umur.
Tapi apa daya… aku
hanya orang biasa. Aku mau kebebasan
finansial! Aku mau
bahagia.”
demikian curhat Sakti (bukan nama sebenarnya), seorang
eksekutif muda yang memiliki posisi cukup tinggi di sebuah perusahaan
multinasional. Penghasilannya bisa dibilang cukup lumayan, namun kenyataannya,
hal itu tidak membuatnya merasa merdeka secara finansial.
Berbagai tantangan hidup, membuat orang terus mencari cara
untuk menggapai kebebasan finansial.
Dua kata ini, “financial freedom”, sangatlah populer
dan seringkali menjadi pancingan ampuh bagi berbagai pihak yang ingin
melariskan produk finansialnya.
Masih dalam suasana memperingati hari kemerdekaan Republik
Indonesia yang ke 74, saya pun penasaran dengan apa yang ada di benak banyak
orang mengenai kebebasan finansial, atau yang populer dengan sebutan financial
freedom ini.
Saya pun membuat sebuah kuis dan giveaway di Instagram.
Jawaban dari berbagai pertanyaan tersebut bisa kita lihat di sini
Instagram.com/ellenmay_official
Ternyata, sesuai dengan dugaan saya, masyarakat Indonesia
sudah sangat cerdas dan paham betul dengan definisi dasar dari kebebasan
finansial itu sendiri. Atau… mungkin saja keberadaan teknologi search engine
yang membuat mereka menjawab begitu cepat dan tepat. Hehehe…
Ya… Financial freedom, menurut berbagai pakar ekonomi
dan bisnis, seringkali diartikan sebagai kemampuan kita untuk memenuhi semua
kebutuhan hidup, sesuai dengan gaya hidup kita masing-masing, dengan passive
income alias tanpa harus bekerja.
Beberapa orang salah mengartikan bahwa orang yang sudah
menggapai kebebasan finansial artinya tidak perlu bekerja. Padahal, tidak
demikian. Kebebasan finansial memberikan kebebasan untuk tidak lagi harus
bekerja.
Meski sudah mencapai kebebasan finansial, kita bisa tetap
bekerja, karena pilihan, karena kita mencintai pekerjaan kita. Ada pula yang
mengartikan bahwa kebebasan finansial artinya hidup tanpa hutang, dan kita bisa
membeli apa pun, kapan pun dan di manapun.
Bahkan ada yang berkelakar, kebebasan finansial artinya
hidup pas-pasan! Pas lagi perlu mobil pas ada uangnya, pas lagi kepengen
jalan-jalan ke luar negeri pas ada uangnya, pas lagi kepengen beli rumah mewah
pas ada rejeki. Ada-ada saja…
Jadi… apa sih sebenarnya financial
freedom itu?
Meski sudah memenuhi kriteria / definisi dasar dari
kebebasan finansial, yaitu bisa memenuhi kebutuhan dan gaya hidup dengan passive
income / tanpa harus bekerja, nyatanya banyak orang masih belum merdeka
seutuhnya.
Sebagai contoh, Sonny (bukan nama sebenarnya), meskipun ia
sudah sangat kaya, bisa memenuhi gaya hidupnya yang glamor dengan passive
income-nya, dan mempunyai banyak harta, namun ia tidak sepenuhnya mengalami
kebebasan dalam hidupnya. Sebanyak apa pun uang yang ia hasilkan, dan juga
gunakan, Sonny selalu ingin uang lebih banyak lagi, passive income lebih banyak
lagi, dan juga tentunya, gaya hidup yang lebih glamor lagi. Sonny merasa tidak
puas, dan ada selalu ada yang kurang.
Sebaliknya, ada pula Benny (bukan nama sebenarnya), yang
berhemat luar biasa, dengan alasan… kalau nggak hemat, bagaimana bisa kaya?
Bahkan, ketika passive income-nya sudah bisa digunakan untuk membiayai
kehidupannya yang sangat-sangat sederhana, ia masih merasa sayang untuk
menggunakan uangnya di luar kebutuhan pokok. Benny mengorbankan kehidupan
sosial, mengorbankan kebahagiaan dirinya sendiri, dan lupa untuk
bersenang-senang, dan tanpa sadar waktu terus berlari hingga akhir hidupnya, ia
menyimpan uangnya dan tidak punya kehidupan yang seutuhnya.
Sonny dan Benny sama-sama merdeka finansial secara
definitif. Namun mereka tidak benar-benar merdeka dalam hidupnya. Apa yang
membuat mereka tidak bisa merdeka seutuhnya?
Jawabannya adalah karena insecurity.
Si super hemat (kata halus dari pelit), yang sudah mengalami
“financial freedom” berhemat luar biasa, karena ia takut akan masa
depannya. Karena ia merasa insecure.
Jangan-jangan, nanti di masa mendatang, perlu uang untuk
kebutuhan kesehatan. Nanti jangan-jangan kalau tua sakit, nanti jangan-jangan
suatu hari perlu uang besar. Nanti kalau penjualan sepi bagaimana? Nanti kalau
ekonomi lagi susah bagaimana? Hidup kan naik turun, nanti kalau lagi ada
masalah bagaimana? Siapa yang mau menolong? Siapa yang peduli? Hidupnya penuh
dengan ketakutan.
Hemat luar biasa, adalah salah satu cara untuk bisa
mengobati insecurity untuk sementara waktu. Seperti orang kena sakit
kanker yang diberi parasetamol karena sedang demam.
Sebaliknya, si glamor, yang juga sudah mengalami “financial
freedom”, membelanjakan uangnya dan terus mengejar harta, untuk menjadi
bahagia dan fulfilled. Ia tidak bahagia mungkin karena masa lalunya,
karena tidak memiliki kehidupan sosial, karena hubungan dengan pasangan dan
keluarga tidak baik. Di dalam hatinya, ia menginginkan pengakuan, dan juga
perasaan ingin diterima, ataupun dicintai.
Demikian ia membelanjakan uang dengan berlebihan, dan juga
mengejar harta lebih dari segalanya. Karena memang, apa yang ia lakukan dengan
uangnya, bisa memberikan rasa nyaman, dan kegembiraan sesaat, seperti seorang
anak kecil yang sedang lapar, dan diberi makan gulali, dan bukannya makanan
sehat.
Dua cerita di atas, hanyalah sebuah contoh sederhana tentang
bagaimana orang-orang yang secara definitif sudah memenuhi kriteria kebebasan
finansial, memenuhi kebutuhan dan gaya hidup tanpa harus bekerja, dengan
menggunakan passive income-nya, namun mereka tidak pernah benar-benar
merdeka / bahagia. Bagaimana bisa punya kemerdekaan finansial dan kemerdekaan
hidup kalau hidup penuh fear?
Ada yang bilang, bahwa hidup harus sederhana karena roda berputar.
Ada saat nya di atas, ada saat nya di bawah, maka dari itu, kita harus
siap-siap untuk posisi kita ketika roda di bawah.
Buat saya… hidup memang naik dan turun, namun turunnya ke
depan akan lebih tinggi daripada turunnya
yang dulu, seperti grafik saham yang sedang uptrend. Nggak
seperti roda sepeda :)
Dalam hidup ini, you get what you expect. I always
expect great things will happen to me.
Financial & life freedom bukan karena takut akan masa
depan, namun karena hidup kita fulfilled dengan love, time, and happiness.
Jadi… apa yang sebaiknya kita lakukan untuk benar-benar
mencapai kebebasan finansial, dan kebebasan hidup? Bagaimana mengatasi
insecurity?
Insecurity timbul karena kesadaran bahwa ada
kebutuhan dalam diri kita yang tidak terpenuhi.
Kebutuhan apa? Kebutuhan kita bukan hanya kebutuhan fisik,
namun kebutuhan jiwa dan roh.
Apa yang terlihat dan dilakukan oleh tubuh kita, merupakan
pancaran dari apa yang ada di dalam roh dan jiwa kita. Men sana in corpore
sano. Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa dan roh yang sehat.
Apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh roh dan jiwa kita?
Roh kita, membutuhkan kekuatan secara spiritual. Kebutuhan
rohani yang terpenuhi akan membawa rasa tenang dan sekaligus memberi energi
yang luar biasa. Di jaman modern ini, hal-hal yang bersifat spiritual dan
religi seringkali dianggap sebagai sebuah kisah fiktif. Meski demikian,
aktivitas meditasi dan juga olahraga yang bersifat menenangkan seperti yoga,
mulai populer saat ini.
Jiwa kita, membutuhkan connection dan perasaan
dicintai dan juga kebutuhan untuk bertumbuh dan berkontribusi. Oleh karena itu,
hubungan sosial dengan pasangan, keluarga, dan teman-teman terdekat, bisa
membuat kebutuhan jiwa menjadi lebih terpenuhi.
Ketika kebutuhan roh dan jiwa terpenuhi, maka kita akan
semakin mudah untuk bahagia, growing with purpose, dan memberikan
kontribusi untuk society dalam bekerja, dan berbisnis. Bekerja dengan purpose,
uang pun mengikuti, dengan fulfillment in life.
Ketika kita menggenggam tangan kita erat2 untuk berhemat
ketat, maka tangan kita pun tidak bisa terbuka untuk menerima hal baru. Ketika
kebutuhan tubuh, jiwa dan roh kita terpenuhi, maka kita akan lebih mudah
membuka tangan dan belajar memberi. Membuka tangan artinya kita juga belajar
untuk menerima, karena kita merasa secure dan merasa nyaman.
When you open those hands you feel generous. When you
feel generous, you feel powerful. And when you feel powerful, the world is
attracted to you.
Ketika kebutuhan tubuh, jiwa dan roh kita terpenuhi, kita
merasa ringan dan bebas untuk melakukan apa pun yang disuka, tanpa harus
terikat dengan uang. Kita tidak terikat dengan uang.
Money is not the master, but we are the master of the
money.
Kita hemat, namun tidak pelit. Kita menikmati hidup dengan
uang yang kita miliki, tau caranya having fun, namun ia tidak overspending.
Kita terus bertumbuh, namun bukan hanya uang yang menjadi alasan kita untuk
berkembang. Kita bebas memilih gaya hidup, liburan di resort mewah bisa, back
packer-an juga enjoy. Mau makan di restoran termahal dengan orang-orang
kaya bisa, dan makan di rumah makan sederhana pun tetap nyaman.
Bebas finansial sejati, artinya bebas bahagia, di mana pun
dan kapan pun.
Kebebasan finansial tidak sekedar mendapatkan uang lebih
baik secara aktif maupun pasif, namun bagaimana kita mengelola uang dan
mendapatkan kepenuhan sejati dalam hidup.
It is important for us to be content but not
complacent. Artinya, kita merasa diri kita fulfilled, namun
tidak mudah puas diri, terus belajar dan berkembang. Orang
yang tidak content akan selalu merasa dirinya kurang. Orang yang complacent
akan mudah puas diri, sehingga tidak memiliki semangat hidup.
Financial freedom is not just about making money and
create passive income, but about living our life to the fullest, growing with
purpose, create value for others, bring impact and happiness to ourselves
first, then to the people we love, and to the people that we don’t know.
To have the real financial freedom means to change our
financial mindset and attitude, to see things differently, from having a
“financial freedom” misery to really being happily financially free.
“The best things in life are free. The second best things
are very, very expensive” Coco Chanel
Financial Freedom is, the
freedom to grow with purpose, #BEYONDMONEY !
Mau jadi Super Trader di saham Indonesia?