Situasi Indonesia Memanas, Investor Saham Tak Perlu Cemas!
Usai hasil perhitungan suara Pemilihan Umum (Pemilu)
2019 yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada Selasa (21/5/2019)
dini hari, menimbulkan aksi demo dari kalangan yang menolak hasil tersebut.
Aksi demo yang berlangsung sejak Selasa kemarin hingga hari ini (22/5/2019),
membuat lumpuh perekonomian Indonesia, terutama di Jakarta.
Dan para warganet pun mulai geram dan mengungkapkan
rasa geram dan kekesalan mereka pada seluruh akun sosial media. Misalnya,
Twitter. Beberapa warganet menyesalkan adanya aksi demo yang terjadi selama dua
hari ini dan menimbulkan kericuhan.
Seperti dikicaukan oleh akun @gezagilang yang mempertanyakan dengan adanya aksi demo justru
membuat seluruh perekonomian melemah alias anjlok. “Kalau rusuh, ekonomi macet. Rupiah makin melemah dan dolar makin
perkasa, yang untung siapa hayo? Paham kan sampai sini? udah gitu aja,”
cuitnya.
Aksi demo yang berakhir ricuh ini juga membuat
kerugian terhadap pedagang Pasar Tanah Abang serta terhambatnya para pengguna
transportasi menggunakan commuter line
karena dibatasinya jalur menuju tempat stasiun tujuan selanjutnya.
Selain itu, aktivitas perkantoran juga ikutan
diliburkan sebagai upaya waspada menghindari kericuhan yang tidak terduga.
“Stasiun
Tanah Abang ditutup pagi ini. Yang kasihan siapa coba? Pedagang di Pasar Tanah
Abang dan Thamrin City. Jelang lebaran ini mereka biasanya sudah numpuk stock
dan berharap dapat omset lumayan. Biaya sewa toko setahun biasanya juga diambil
dari keuntungan jelang lebaran ini,” ungkap akun @bentarabumi.
Tak hanya itu, dampak dari aksi demo tersebut juga
membuat indeks pergerakan saham di Pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini,
pada pukul 15.10 WIB berada di zona merah alias terpuruk. Dikutip dari RTI,
indeks saham menunjukkan dilevel 5.942,13 atau turun 0,16 persen (9.236 poin).
Investor asing di pasar regular market juga melakukan aksi jual sahamnya
sebesar Rp68,43 triliun pada pukul 15.17 WIB.
Dengan
kondisi seperti ini, apa yang harus dilakukan oleh investor?
Menurut saya, sebaiknya para investor tak perlu
panik. Para investor harus menunggu kembali serta memantau seluruh pemberitaan.
Karena aksi investor juga dipengaruhi pemberitaan seputar kondisi eksternal dan
internal secara global. Terutama untuk pasar saham Indonesia yang sedang dilanda
aksi demo penolakan hasil perhitungan suara Pemilu 2019. Tunggu kerusuhan
mereda.
Tak hanya itu, kondisi global seperti perang dagang
jilid II antara Amerika Serikat (AS) dan Cina juga perlu diwaspadai. Pasalnya,
Presiden AS Donald Trump kerap memberikan kejutan yang membuat negara emerging
market ikut bergejolak.