Beli Rokok Gak Sehat, Beli Saham Rokok Sehat Keuangannya
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendata
jumlah perokok aktif di di Indonesia sebanyak 35 persen. Dari jumlah perokok
aktif itu, 19 persen diantaranya merupakan anak-anak dan remaja.
Sementara, industri produsen rokok per tahun
memproduksi rokok sebanyak 360 miliar batang. Dari data peningkatan konsumen
serta produsen rokok tersebut tak heran Indonesia menempati urutan ketiga di
dunia. Uang yang dibelikan rokok tentu saja bervariatif tergantung merknya.
Penjualan rokok per kotaknya bisa mencapai kisaran
Rp20-30 ribu. Jika dihitung-hitung, anggap saja si perokok aktif membeli rokok
tersebut sehari dua kali, dalam seminggu bisa membeli sebanyak delapan kali
maka uang yang dikeluarkan Rp200 ribu hingga Rp300 ribu dalam seminggu.
Sangat disayangkan, uang gaji yang kamu terima
terutama bagi pemula yang baru merasakan dunia kerja digunakan untuk membeli
rokok tidak terasa manfaatnya. Apalagi bagi kesehatan, rokok tentu saja tidak
baik dan juga menguras kocek kantong si perokok aktif.
Ditambah lagi, terus aktif merokok hingga sebelum
jatuh sakit yang ada tidak mempersiapkan finansial yang mapan hingga hari tua.
Padahal, uang yang dikeluarkan kisaran Rp200 ribu per minggunya ini jika
dialokasikan buat berinvestasi akan memberikan keuntungan.
Terutama berinvestasi di pasar modal. Harga
instrumen investasi di pasar modal memang berubah-ubah. Paling rendah, return rata-rata saham tiap tahunnya
sekitar 12 persen. Dengan memilih saham yang tepat dan terus berinvestasi
selama lebih dari 5 tahun, return
yang didapat akan lebih terasa dibanding instrumen investasi lainnya.
Ketimbang membeli rokok, mending membeli saham
produsen rokok tersebut yang memberikan keuntungan. Ada empat perusahaan
produsen rokok telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara lain, PT
Gudang Garam Tbk (GGRM), PT HM Sampoerna (HMSP), PT Bentoel International
Investama Tbk (RMBA), dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM).
Menawarkan
Passive Income
Investasi pada saham memberikan passive income tanpa perlu bekerja. Asalkan, pintar dalam memilih
saham yang tepat dan menjanjikan serta mendapatkan keuntungan dari peningkatan
harga saham (capital gain) dan
pembagian dividen.
Tidak
Perlu Modal Besar
Pada instrumen investasi saham dengan modal sebesar
uang rokok yang dikeluarkan juga sudah bisa loh membeli saham. Berbeda halnya
kalau berinvestasi pada properti yang disyaratkan harus bergaji di atas Rp4
juta untuk dapat memiliki rumah subsidi.
Ubah yuk kebiasaan merokok aktifmu dengan membeli
saham perusahaan produsennya. Selain untung, juga membuat sehat kantong
keuanganmu juga!