Articles

Beli Rokok Gak Sehat, Beli Saham Rokok Sehat Keuangannya

2019-08-15 13:52:37 / Team Ellen May Institute

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendata jumlah perokok aktif di di Indonesia sebanyak 35 persen. Dari jumlah perokok aktif itu, 19 persen diantaranya merupakan anak-anak dan remaja.

Sementara, industri produsen rokok per tahun memproduksi rokok sebanyak 360 miliar batang. Dari data peningkatan konsumen serta produsen rokok tersebut tak heran Indonesia menempati urutan ketiga di dunia. Uang yang dibelikan rokok tentu saja bervariatif tergantung merknya.

Penjualan rokok per kotaknya bisa mencapai kisaran Rp20-30 ribu. Jika dihitung-hitung, anggap saja si perokok aktif membeli rokok tersebut sehari dua kali, dalam seminggu bisa membeli sebanyak delapan kali maka uang yang dikeluarkan Rp200 ribu hingga Rp300 ribu dalam seminggu.

Sangat disayangkan, uang gaji yang kamu terima terutama bagi pemula yang baru merasakan dunia kerja digunakan untuk membeli rokok tidak terasa manfaatnya. Apalagi bagi kesehatan, rokok tentu saja tidak baik dan juga menguras kocek kantong si perokok aktif.

Ditambah lagi, terus aktif merokok hingga sebelum jatuh sakit yang ada tidak mempersiapkan finansial yang mapan hingga hari tua. Padahal, uang yang dikeluarkan kisaran Rp200 ribu per minggunya ini jika dialokasikan buat berinvestasi akan memberikan keuntungan.

Terutama berinvestasi di pasar modal. Harga instrumen investasi di pasar modal memang berubah-ubah. Paling rendah, return rata-rata saham tiap tahunnya sekitar 12 persen. Dengan memilih saham yang tepat dan terus berinvestasi selama lebih dari 5 tahun, return yang didapat akan lebih terasa dibanding instrumen investasi lainnya.

Ketimbang membeli rokok, mending membeli saham produsen rokok tersebut yang memberikan keuntungan. Ada empat perusahaan produsen rokok telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara lain, PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT HM Sampoerna (HMSP), PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA), dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM).

Menawarkan Passive Income

Investasi pada saham memberikan passive income tanpa perlu bekerja. Asalkan, pintar dalam memilih saham yang tepat dan menjanjikan serta mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga saham (capital gain) dan pembagian dividen.

Tidak Perlu Modal Besar

Pada instrumen investasi saham dengan modal sebesar uang rokok yang dikeluarkan juga sudah bisa loh membeli saham. Berbeda halnya kalau berinvestasi pada properti yang disyaratkan harus bergaji di atas Rp4 juta untuk dapat memiliki rumah subsidi.

Ubah yuk kebiasaan merokok aktifmu dengan membeli saham perusahaan produsennya. Selain untung, juga membuat sehat kantong keuanganmu juga!



Follow Us

Kememkominfo

Certified by Ministry of Communications and
Informatics of Indonesia

• no. 02372/DJAI.PSE/03/2020 as Electronic System Provider