Market Cenderung Melemah Jangan Panik!
Dirilisnya laporan mengenai Neraca Perdagangan pada
bulan Juli 2019 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini (15/8/2019), yang
alami defisit sebesar 63,5 juta dolar AS (month
to month/mtm) atau 1,9 miliar dolar AS (year
on year/yoy) membuat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) alami
pelemahan.
Ditambah lagi, data Utang Luar Negeri (ULN)
Indonesia pada kuartal II-2019 berdasarkan data Bank Indonesia (BI), juga
bertambah sebesar 10,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 8,1 persen (yoy).
Peningkatan ULN ini membuat rasio utang Indonesia
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan II-2019 berada pada
angka 36,8 persen. Pelemahan juga tidak disebabkan oleh kondisi perekonomian
domestik saja, faktor eksternal juga mempengaruhi. Seperti perang dagang antara
AS dan Cina yang masih berlangsung hingga sekarang.
Jika sudah tahu penyebab market melemah, atau sedang
bearish, para investor atau trader harus
bertindak seperti apakah?
1. Kurangi Porsi Trading
Khususnya para trader yang telah membeli sejumlah
saham. Ini keputusan yang tepat sekaligus mengatur emosionalmu.
Pada tahun 2019, mulai Januari hingga April,
pergerakan IHSG mengalami siklus penguatan atau kenaikan (bullish). Namun,
penguatan ini ketika memasuki bulan Mei hingga kini, pergerakan IHSG cenderung
melemah. Diperkirakan penurunan IHSG terjadi hingga September mendatang.
2. Tetap Kalem (Wait
and See)
Terutama bagi investor, tetap tunggu sampai koreksi
menyentuh level bottom (harga bawah alias harga support). Sedangkan untuk trader, saat IHSG alami penurunan tajam
atau melemah pilihannya tidak terlalu banyak. Kalau pasar efek turun risikonya
akan jauh lebih besar.
3. Atur Money
Management
Ketika trading saham, peluang tidak sebanyak ketika
market lagi bullish. Dan kebanyakan
yang mengalami penguatan (breakout)
adalah saham lapis dua dan lapis tiga atau saham yang likuiditasnya kecil.
Di mana tipikal saham tersebut gampang banget dibanting,
dan juga gampang naik. Oleh karena itu, kuncinya ada pada money management dan risk
management.
4. Jangan Beli Terlalu Banyak saat Bearish
Meski di saat bearish ada saja beberapa indikator
dari sektor saham tidak begitu terpengaruh signifikan pada pelemahan IHSG.
Contohnya saja, hari ini properti dan basic
industry alami penguatan masing-masing sebesar 0,38 persen (properti) dan
1,10 persen (basic industry) namun
tetap disarankan untuk tidak membeli terlalu banyak saham.
Ketika alami kerugian saham, sebaiknya para trader
langsung mengambil tindakan cutloss
untuk mencegah kerugian lebih besar. Rebalancing
portofoliomu setelah keadaan membaik, dan jual saham-saham yang tidak akan
bertahan di situasi krisis.
Investor maupun trader tidak perlu panik ya ketika bearish dan tetap selalu belajar memperdalam ilmu investasi sahamnya. Tidak perlu merasa kapok dalam memilih investasi ini. Selamat berinvestasi saham.