Blog By Ellen May

RILIS LAPORAN KEUANGAN, AKANKAH MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PNBN?

2019-05-17 14:44:05 / Team Ellen May Institute

Sempat menguat cukup signifikan selama sebulan terakhir, kini akhirnya saham PNBN merilis hasil kinerjanya untuk periode September 2018. Seperti apakah kinerja saham grup Panin ini? Apakah kenaikannya akan kembali berlanjut?

KINERJA PNBN MASIH MENGECEWAKAN

Sempat digadang-gadang akan diakuisisi BCA, kinerja PNBN ternyata masih dibawah ekspektasi. Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) membukukan laba bersih sebesar Rp2,1 triliun hingga September 2018, hanya naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,09 triliun.

Kenaikan laba bersih ini terjadi seiring kenaikan pendapatan bunga bersih perseroan yang meningkat 5,1% YoY menjadi Rp6,75 triliun pada 9M18. Kendati penyaluran kredit PNBN mengalami pertumbuhan, namun dana pihak ketiga (DPK) perseroan mengalami penurunan pada kuartal III/2018.

Hingga akhir September 2018, total kredit perseroan mencapai Rp147,55 triliun, meningkat 5% Ytd dan 6,4% YoY. Sedangkan penghimpunan DPK perseroan mengalami penurunan 7,17% menjadi Rp135,22 triliun, yang menyebabkan likuiditas PNBN cenderung mengetat.

Selain itu, total aset perseroan saat ini mencapai Rp204,24 triliun hingga periode 30 September 2018 turun dari total aset Rp213,54 triliun yang tercatat hingga 31 Desember 2017. Jadi, bisa disimpulkan kinerja PNBN pada kuartal III-2018 masih dibawah eskpektasi.

ISU BERKIBAR, SAHAM GRUP PANIN BETERBANGAN

Jika Anda terus mengikuti ulasan-ulasan artikel di EMI, Anda pasti sudah tahu bahwa alasan kenaikan saham grup panin saat ini dikarenakan kabar akuisisi yang masih berjalan. BCA disebut-sebut mengincar saham PNBN yang bakal dilepas PNLF.

Kedua pihak sempat menampik isu tersebut. Namun, belakangan diketahui jika saham PNBN yang hendak dibeli BCA bukan milik Mukmin Ali, namun milik Australian & New Zealand Banking (ANZ).

Dikabarkan proses itu masih berlanjut. Bahkan, prosesnya sudah dalam tahap penunjukan pihak yang berfungsi sebagai mediator aksi korporasi tersebut.

Jadi, melihat hal tersebut apakah masih boleh beli saham panin?

Boleh-boleh saja, Anda bisa memanfaatkan kabar tersebut untuk mengambil untung dari saham grup Panin dengan trading jangka pendek saja bukan untuk diinvestasikan.

Kenapa saham Panin tidak cocok untuk investasi?

Hal ini terutama diakibatkan saham Panin sangat pelit membagikan dividen terhadap para investornya. Sebagai contohnya, Anda bisa lihat pada saham PNBN, dimana dalam 5 tahun terakhir, perseroan hampir tidak pernah membagikan dividen. Jadi, bisa dibilang saham Panin merupakan saham yang tidak ramah kepada para investor.

Lalu, bagaimana kelanjutan kabar akuisisi saham Panin tersebut?

Perlu Anda ketahui, bank Panin sebelumnya melepas seluruh kepemilikan saham di anak usahanya yakni PT Verena Multi Finance Tbk (VRNA) kepada IBJ Leasing Co.Ltd. Jumlah saham yang dilepas dalam transaksi ini sebesar 57,54% atau 1,48 miliar lembar saham.

Menurut keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), IBJ Leasing merupakan perusahaan pembiayaan asal Jepang yang juga join venture (JV) partner dari VRNA yang mana keduanya telah mendirikan PT IBJ Verena Finance (IBJV) pada 10 Agustus 2018.

Kepemilikan saham IBJV tersebut masing-masing yakni 20% dimiliki oleh VRNA dan 80% saham dimiliki oleh IBJ Leasing.

Selain itu, muncul kabar tak sedap yang sedang melingkupi Bank Panin. Pasalnya, Bank Panin merupakan salah satu dari 14 kreditur yang memberikan pinjaman kepada SNP Finance dan sekarang macet. Nilai kredit yang diberikan Bank Panin mencapai Rp 140 miliar.

PNBN juga menyangkal isu divestasi salah satu pemegang saham mayoritas perseroan yakni Votraint No.1103 PTY Ltd milik grup Australia and New Zealand Banking (ANZ) Ltd tersebut menjadi perbincangan pelaku pasar. Meskipun perseroan menampik rumor tersebut dengan mengkonfirmasi bahwa rumor tersebut masih belum bisa dipastikan lebih lanjut.

Catatan milik perseroan per 31 Agustus 2018, ANZ Ltd memiliki 38,82% atau 9,34 miliar saham milik perseroan. Sedangkan pemegang saham mayoritas lainnya yakni PT Panin Financial Tbk (PNLF) sebesar 46,04% dan kepemilikan publik sebesar 15,14%.

Dalam keterbukaannya, perseroan juga menyatakan bahwa tindakan melepas saham oleh pemegang saham tertentu merupakan keputusan pemegang saham yan dimaksud. Sehingga perseroan belum memperoleh informasi yang jelas mengenai rencana tersebut, dan akan menginformasikan lebih lanjut perkembangan dari rumor tersebut kepada bursa.

Lalu, apakah prospek saham PNBN saat ini masih potensial?

Hingga saat ini, P/E Annualized PNBN mencapai 9,6x dan EPS Rp118.20, masih terbilang murah jika dibandingkan dengan saham grup panin lainnya.

Namun, secara teknikal saham PNBN saat ini tertahan di resistance 1200, dan berpotensi kembali mengalami koreksi. Bagi Anda yang ingin membeli saham ini, sebaiknya Anda menunggu hingga saham tersebut breakout dari resistance di level 1200 atau BOW di kisaran harga 1000-1100, dengan target di level 1300 dan Cutloss jika harga <1000.

Ingin tahu rekomendasi selengkapnya? Anda bisa simak di www.PremiumAccess.id/web dan pelajari cara trading melalui workshop Super Performance Trader. Jangan tunggu rugi besar baru mau belajar. Investasikan uang Anda dengan bijak, supaya uang itu bisa beranak lebih banyak lagi, dengan ikuti workshop Super Performance Trader dan daftar melalui www.supertrader.id

Salam profit,

Ellen May Institute



Follow Us

Kememkominfo

Certified by Ministry of Communications and
Informatics of Indonesia

• no. 02372/DJAI.PSE/03/2020 as Electronic System Provider