Cara Hitung Nilai Rapor Trader Saham - Juni 2019
Cara Hitung Nilai Rapor Trader
Saham
Seringkali, trader menilai keberhasilannya dalam
jangka pendek, sesekali untung, dianggap sudah lihai. Ketika beberapa kali
rugi, dianggap gagal.
Setelah sekian waktu Anda berjual beli saham,
pernahkah Anda berpikir tentang bagaimana caranya menilai kinerja transaksi
Anda?
Anak sekolah dinilai dari rapornya, dalam bekerja kita
punya KPI untuk menilai kinerja. Bagaimana dengan trader saham?
Jadi, bagaimana caranya kita tahu bahwa kinerja
trading kita benar-benar sudah bagus, atau masih perlu ditingkatkan?
1. Hitung pertumbuhan uang Anda
Cara pertama dan paling mudah untuk menilai kinerja
trading saham Anda adalah dengan : menghitung pertumbuhan modal awal dan
nominal yang ada saat ini.
Lakukan hal ini setiap akhir bulan. Jika dalam 1
bulan, hasil trading Anda masih negatif atau masih impas, jangan berkecil hati.
Karena, bisa jadi hasil trading Anda negative karena pasar saham memang sedang
dalam trend turun.
Lakukan evaluasi setiap akhir bulan, 3 bulan, 6 bulan,
dan evaluasi total setiap akhir tahun, atau tepat 1 tahun ketika Anda mulai
mendokumentasikan transaksi Anda.
Ketika Anda menghitung pertumbuhan uang Anda, lakukan
dengan membandingkan dengan trend harga saham saat itu, yaitu dengan melihat
trend indeks harga saham (IHSG di Indonesia, atau S&P500 di Amerika).
Jangan berkecil hati jika pertumbuhan uang Anda tidak
signifikan, sementara indeks / big market malah turun dalam. Artinya Anda sudah
bisa menjaga portfolio Anda tetap aman.
Nah, selain menghitung pertumbuhan uang, ada hal lain
yang perlu Anda lakukan untuk menghitung pertumbuhan kinerja trading saham
Anda, yaitu dengan menghitung rasio untung dan rugi (Gain Loss Ratio).
Bagaimana caranya?
2. Hitung “Gain Loss Ratio” Anda
Gain Loss ratio merupakan sebuah rasio yang
menunjukkan rata-rata dari setiap keuntungan dan kerugian dari setiap transaksi
yang Anda lakukan.
Nilai dari Gain Loss Ratio ini, menunjukkan
konsistensi Anda dan kelihaian Anda dalam meminimalisir risiko. Trader dengan
nilai Gain Loss Ratio di atas 2:1 berulang-ulang, artinya ia bisa menjaga
kinerjanya dengan konsisten.
Rumus dari Expected Gain Loss Ratio adalah = (Winning rate * average gain) : (Losing rate *
average loss)
Winning rate artinya, berapa kali Anda benar / untung
dari sekian banyak transaksi. Sebagai contoh, jika Anda beli jual saham
sebanyak 10 kali, dan Anda benar 6 kali, maka nilai winning rate Anda adalah
60%.
Losing rate, artinya kebalikan dari winning rate,
berapa kali Anda “salah” atau rugi dari keseluruhan transaksi. Sebagai
contoh, jika dari 10 kali transaksi Anda rugi, maka nilai losing rate Anda
adalah 40%.
Average gain, artinya adalah rata-rata dari setiap
keuntungan yang Anda peroleh. Misalnya, dari 10 kali transaksi, Anda untung 6
kali, diasumsikan Anda membeli saham dengan nominal yang sama
- Transaksi pertama untung 15%
- Transaksi kedua untung 12%
- Transaksi ketiga untung 7%
- Transaksi keempat untung 10%
- Transaksi kelima untung 12%
- Transaksi keenam untung 3%
Jika ditotal, didapat angka 60, dan jika dirata-rata,
didapat angka Average Gain sebesar 10%
Average loss, artinya kebalikan dari average gain.
Misalkan, Anda rugi 4 kali dengan total kerugian 20% (diasumsikan Anda membeli
saham dengan nominal sama), maka jumlah kerugian Anda dibagi 4 dan didapat
nilai rata-rata average loss 5%
Jadi, dari contoh di atas, didapat nilai Gain Loss
Ratio = (60%*10%) : (40%*5%) = 3:1
Berapa nilai Gain Loss Ratio yang ideal?
Jika nilai Gain Loss Ratio 1:1 artinya, transaksi Anda
impas.
Sebaiknya, Gain Loss Ratio, dijaga setidaknya di angka
2:1, yang artinya Anda dapat keuntungan lebih banyak daripada kerugian. Jika
bisa lebih dari ini, maka tentunya akan lebih baik lagi.
Jika nilai Gain Loss Ratio di bawah 1, artinya Anda
rugi.
Nah, sekali lagi, ketika Anda sedang mengevaluasi
nilai Gain Loss Ratio, maka sebaiknya Anda juga membandingkannya dengan kondisi
indeks saat itu. Jika nilai Gain Loss Ratio Anda belum maksimal, namun indeks
malah negative, artinya kinerja Anda masih bagus.
Bagaimana dengan Gain Loss Ratio dari Premium Access?
Di tahun 2019 ini, Premium Access membukukan nilai
Gain and Loss yang memuaskan.
Gain Loss Ratio – Premium
Access – Jan sd 21 Juni 2019
(*data sold stocks bisa dilihat di member area ellen-may.com)
Berdasar data saham terjual yang kami catat hingga 21
Juni 2019, didapat nilai Gain Loss Ratio di bulan Januari sebesar
4.93 : 1, dan 2.36 : 1 di bulan Maret. Sementara itu, di
bulan Mei, nilai Gain Loss Ratio Premium Access di angka
1:2.48, padahal di bulan Mei IHSG sempat melemah cukup
dalam hingga sekitar -10% dari level tertingginya di bulan
itu.
Dari data di atas, nampak bahwa ketika trading, kita
tidak selalu 100% benar. Bahkan jika diperhatikan, di bulan Juni 2019, 12 dari 24 transaksi kita jual dengan posisi rugi dengan rata – rata
kerugian di angka -4.22%. Meski
demikian, 12 dari 24 transaksi jual yang untung memiliki rata – rata 5.3%, sehingga di dapat
net profit 12.97% dari seluruh transaksi. Belum lagi floating profit saham –
saham yang sekarang ada di portofolio PremiumAccess, seperti APLN
profit 47%, INKP 26%, TKIM 19%, dan BTPS 16%. Jika saham – saham ini di
take profit sekarang, tentu saja sehingga kerugian
yang kecil-kecil itu pun tertutup dengan keuntungan dan malah net profit Gain Loss Ratio
akan meningkat jauh, tapi jangan terlalu terburu-buru. Kami masih melihat trend
yang cukup bagus untuk saham –saham tersebut.
Jadi kesimpulannya, tidak ada trader yang tidak pernah
rugi, namun jika kita cermat mengatur risiko, maka pada akhirnya portfolio yang
kita kelola pun pasti akan bertumbuh.
Super Trader ™ tidak menilai hasil transaksi
saham berdasarkan asumsi, ataupun perasaan. Super Trader ™ tidak
menilai kinerja trading saham berdasarkan data asal-asalan ataupun data dalam
jangka pendek, sesekali dua kali, namun berdasar konsistensi.
We help people to make money in stock market, we
change lives better. Salam profit!!
Team PremiumAccess.id
By Ellen May Institute