Saham Riba? Simak Penjelasannya
Hari Jumat ini, kita bahas lagi nih seputar investasi berbasis syariah. Segelintir orang tetap bertanya-tanya, apakah investasi saham mengandung riba? Pasalnya, bagi umat Islam, pemahaman adanya riba maka mengandung unsur haram.
Berdasarkan rapat ke-14
Al-Majma’ Al-Fiqhi yang berlangsung di Kota Makkah Al-Mukarramah, pada 21
Januari 1995 silam, telah menyimpulkan terkait status jual beli saham dan
penjelasan apakah ada unsur ribanya. Inilah kesimpulan dari hasil pertemuan
tersebut dikutip dari pengusahamuslim.com:
1. Karena hukum dasar
dalam perniagaan menurut mereka adalah halal dan mubah (boleh), apabila suatu perusahaan publik yang berdiri
tujuannya tidak bergerak dalam transaksi riba, memproduksi barang-barang haram atau
memperdagangkannya.
2. Diharamkan bagi umat
Islam untuk membeli saham perusahaan atau badan usaha yang pada sebagian
usahanya menjalankan praktik riba, sedangkan pembelinya mengetahui akan hal
itu.
3. Bila ada investor
atau trader terlanjur membeli saham suatu perusahaan yang memperdagangkan unsur
riba sedangkan ia tidak mengetahuinya, namun tak lama kemudian si investor mulai
tahu ada unsur tersebut maka wajib untuk menjualnya.
4. Keharaman membeli
saham perusahaan tersebut telah jelas berdasarkan dalil-dalil Al-Quran dan
sunnah yang mengharamkan riba. Hal ini dikarenakan membeli saham perusahaan
yang menjalankan transaksi riba sedangkan pembelinya telah mengetahui akan hal
itu, berarti pembeli telah ikut ambil andil dalam transaksi riba.
Walaupun demikian, pasar
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengeluarkan sistem transaksi berasaskan
syariah melalui Shariah Online Trading
System (SOTS). SOTS dikembangkan oleh anggota bursa sebagai fasilitas atau
alat bantu bagi investor yang ingin melakukan transaksi saham secara syariah.
SOTS disertifikasi oleh
DSN-Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena merupakan penjabaran dari fatwa
DSN-MUI No. 80 tahun 2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek.
Fitur utama SOTS adalah
sebagai berikut:
1. Hanya saham syariah
yang dapat ditransaksikan
2. Transaksi beli saham
syariah hanya dapat dilakukan secara tunai sehingga tidak boleh ada transaksi
margin (margin trading)
3. Tidak dapat
melakukan transaksi jual saham syariah yang belum dimiliki (short selling)
4. Laporan kepemilikan
saham syariah dipisah dengan kepemilikan uang sehingga saham syariah yang
dimiliki tidak dihitung sebagai modal (uang).
Saat ini terdapat 15
Anggota Bursa yang sudah memiliki SOTS, yaitu:
Nomor |
Anggota Bursa |
Nama SOTS |
1 |
PT Indo Premier Securities |
IPOT Syariah |
2 |
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia |
HOTS Syariah |
3 |
PT BNI Securities |
e-Smart Syariah |
4 |
PT Trimegah Securities Tbk |
iTrimegah Syariah |
5 |
PT Mandiri Sekuritas |
MOST Syariah |
6 |
PT Panin Sekuritas Tbk |
POST Syariah |
7 |
PT Phintraco Securities |
PROFITS Syariah |
8 |
PT Sucorinvest |
SPOT Syariah |
9 |
PT First Asia Capital |
FAST Syariah |
10 |
PT MNC Securities |
MNC Trade Syariah |
11 |
PT Henan Putihrai |
HPX Syariah |
12 |
PT Philip Sekuritas |
POEM Syariah |
13 |
PT RHB Sekuritas |
RHB TradeSmart |
14 |
PT Samuel Sekuritas |
STAR Syariah |
15 |
PT Maybank Kim Eng
Sekuritas |
KE Trade Syariah |