Articles

Psikologi Trading "EKSPEKTASI"

2020-12-03 16:41:01 / Team Ellen May Institute

Expectation is the roof of heartache. Shakespeare


“Gimana sih caranya supaya bisa konsisten?”

Pertanyaan itu terlontar dari salah seorang peserta seminar online beberapa waktu lalu, dengan konteks konsisten dalam trading dan investasi saham, setelah saya menjawab pertanyaan sebelumnya, bahwa saya di pasar saham sejak 2007.

Pada awalnya, saya hampir menjawab praktis,

“Ya harus disiplin…”  

“Harus suka bidangnya” 

“Fokus belajar aja”

tapi kemudian saya urungkan, karena pasti akan timbul pertanyaan lanjutan,

“Gimana caranya disiplin?”

“Gimana biar suka investasi / trading saham?”

“Aduh… belajar? Saya tak punya waktu.”

Akhirnya, setelah berpikir beberapa detik, saya pun jawab dengan.

“Turunkan ekspektasi!”

Lho, turunkan ekspektasi? Kenapa? Apa pasar saham nggak potensial dan nggak bisa bikin kaya? Too good to be true kalau ingin untung besar dari pasar saham?

Kalem…! Bisa kok berhasil dan jadi kaya di pasar saham. Tapi yah… nggak seperti cerita Han Ji Pyeong di drama Korea Start-Up yang tau-tau bisa juara lomba virtual saham senilai ratusan juta won, lalu tau-tau jadi kaya dari saham. Nggak juga seperti nona Dal Mi, dan Do San cs yang dalam 3 tahun tidak diceritakan prosesnya tau-tau bisa beli Mercedes dan bisa beli apartemen di sebelah Han River menyusul Mr Han.

Semua ada proses, semua bisa tercapai asalkan kita berprogress, ada kemajuan dari waktu dan waktu. Konsistensi dan persistensi kata kuncinya.

Kenapa banyak orang susah konsisten di pasar saham? Jelas. Karena rugi besar. Meskipun sebelumnya ia pernah untung besar, tapi ia rugi lebih besar.

Kenapa bisa rugi besar? Mungkin karena tidak tahu caranya. Mungkin salah dalam mengelola risiko. Mungkin karena memilih saham yang tidak likuid. Mungkin juga karena membeli saham dengan nominal terlalu besar.

Pertanyaan berlanjut. Kenapa tidak tahu cara, tapi bisa beli saham? Karena ikut-ikutan meski tidak tahu alasan di balik pembelian saham tersebut?

Kalau begitu… kenapa bisa beli banyak? Kalau untung senang bukan main, kalau rugi kecewa sekali.

Jawabannya berujung pada: karena terlalu tinggi ekspektasi di awal, sehingga terburu-buru ingin mewujudkan ekpektasi menjadi kaya, trading for living sehingga nggak perlu capek kerja.

Banyak orang membuka rekening, tentunya karena melihat peluang. Entah karena IHSG naik terus, atau karena dia dipamerin cuan saham. Kalau dari cuan saham, nggak usah capek bisa buat beli mobil, beli rumah, aduhai… siapa yang nggak mau sih?

Tapi sayangnya, nggak banyak orang yang bercerita tentang realita dan fakta sebenarnya. Atau mungkin kalau diceritain pun yang mendengar seringkali denial. Realita apa? Realita bahwa: di saham kamu juga bisa rugi. Jangan cuma mikir untungnya. Kalau siap untung, juga harus siap dengan risiko. Lebih tepatnya, siap MENGANTISIPASI risiko kerugian yang mungkin rugi. 

Oleh karena itulah, di EMTRADE sangat menekankan sekali manajemen risiko.

Denial disebabkan karena ekspektasi ketinggian yang:

  • Mengaburkan objektivitas dalam pengambilan keputusan

  • Memaksakan situasi supaya mengikuti apa yang kita mau, padahal kita yang harus ngeflow menyesuaikan strategi dengan kondisi pasar.

  • Membuat kita jadi serakah

  • Mencari pembenaran

yang berujung pada kecewa, stress, galau, marah.

Tanpa ekspektasi ketinggian, kita bisa dengan damai memulai berinvestasi / trading saham dengan nominal kecil dan uang dingin. Sekecil hingga kita nggak terlalu senang kalau untung, dan nggak kecewa kalau rugi. Sekecil mungkin sehingga kita nggak mikirin terus saham-saham yang kita miliki sampai kebawa mimpi.

Tidak hanya dalam saham. Dalam semua aspek kehidupan, ketinggian ekspektasi membuat kita jadi tegang, stress dan kecewa. Orang tua ketinggian ekspektasi pasti isinya marah-marah mulu, bikin anak stress dan tidak nyaman. Leader ketinggian ekspektasi nggak akan pernah happy. Dan banyak lagi…

Ekspektasi adalah awal dari sakit hati dan pusing kepala. Itu quotes Shakespeare yang saya modif sedikit.

Miliki mimpi besar, sadari bahwa selalu ada proses, dan nikmati proses dengan continuous and never ending improvement. Ekspektasi boleh naik seiring dengan progress yang kita jalani. Dengan demikian, kita tidak hanya semakin dekat dengan cita-cita namun juga bahagia.

Salam profit,

Ellen May





Follow Us

Kememkominfo

Certified by Ministry of Communications and
Informatics of Indonesia

• no. 02372/DJAI.PSE/03/2020 as Electronic System Provider