Articles

CARA TRADING MENGGUNAKAN INDIKATOR

2019-05-17 14:38:21 / Team Ellen May Institute

Ketika kita berbicara mengenai analisis teknikal maka yang terlintas dalam pikiran kita adalah indikator. Seringkali trader ketika baru pertama kali belajar teknikal analisis, mereka disodori dengan analisis teknikal dengan menggunakan indikator. Mengapa indikator?

Karena indikator lebih mudah dibaca dan dipahami oleh trader yang masih pemula, pasalnya indikator biasanya sudah menunjukan sinyal buy dan sell yang mudah dipahami daripada teknikal analisis price action, pattern dan lain sebagainya yang memang sedikit lebih subjektif dibanding indikator.

Namun perlu tetap diingat bahwa indikator ini hanya alat bantu dalam melakukan analisis saja, bukan sebagai acuan utama dalam trading kita.

Apa sih sebenarnya indikator itu? Apa saja indikator yang ada dalam analisis teknikal? Lalu apakah bisa dengan menggunakan indikator saja kita tetap bisa untung? Yuk baca sampai habis artikel “Indikator Teknikal”

APA ITU INDIKATOR?

Dalam analisis teknikal, indikator merupakan alat bantu berupa formula matematis yang dapat digunakan untuk membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam jual beli saham. Setiap indikator memiliki fungsi yang berbeda – beda, seperti memberikan info tentang trend, volume transaksi, hal ini dapat membantu trader untuk menemukan sinyal beli dan jual saham.

Saat ini banyak sekali indikator yang dipakai trader, bahkan setiap saat ada saja indikator baru atau varian dari indikator yang sudah ada. Mengapa begitu ?

Karena analisis teknikal bersifat seni, sehingga pengamatan serta pengalaman yang berbeda dari masing-masing trader akan menciptakan berbagai indikator baru.

Indikator analisis teknikal itu sendiri dibedakan menjadi 2 kategori yaitu Lagging Indicator dan Leading Indicator. Lalu apa beda kedua indikator tersebut ?

Perbedaan kedua indikator tersebut terletak pada kecepatan indikator tersebut memberikan sinyal beli atau jual.

Lagging Indicator

Jenis indikator yang pertama, yaitu Lagging Indicator merupakan indikator yang umumnya bersifat untuk mengukur trend. Contoh Lagging Indikator untuk mengukur trend adalah BolingerBand, Parabolic SAR, Moving Average, dan variannya seperti GMMA.

Ciri-ciri dari Lagging Indicator ini adalah terlambat memberikan sinyal dibandingkan indikator lain.

Lalu kapan saat terbaik untuk menggunakan indikator ini ?

Indikator Lagging akan sangat baik digunakan apabila harga bergerak dalam trend yang relatif panjang, sehingga indicator ini sering disebut “Trend Following Indicator”.

Anda sebaiknya hati-hati jika menggunakan lagging indikator ini dalam pasar yang bergerak relatif flat karena hasilnya akan semakin terlambat !

Meskipun sering mengalami ketinggalan dalam membuka posisi, lagging indikator ini mampu mengurangi resiko jika terjadi bull trap atau bear trap, yaitu gagalnya breakout atau breakdown.

Nah salah satu lagging indikator yang paling sering digunakan adalah indikator moving average. Bagaimana cara menggunakan indikator moving average?

Cara menggunakan indikator Moving Average ini sangat sederhana sekali. Tinggal di klik saja fitur Moving Average nya dan akan langsung muncul 1 line di grafik Anda.

Kalau Anda klik sekali lagi, akan muncul 1 lagi line Moving Average di grafik harga, seperti tertera pada gambar.

Lalu, pilih periode Moving Average yang Anda suka.

Di sini saya pilih angka 20 dan 60. Mengapa? Simple aja… sebulan rata-rata ada 20 hari perdagangan. Sedangkan 3 bulan rata-rata ada 60 hari perdagangan.

Jadi 2 line ini mencerminkan trend harian dan trend menengah (3 bulanan).

Kalau line Moving Average arahnya ke bawah, ya berarti trend sedang mulai turun. Kalau line Moving Average mengarah ke atas, ya berarti trend harga mulai naik.

Kalau line Moving Average kecil (20) memotong ke atas dari Moving Average besar (60), artinya sedang terjadi golden cross, dan momen ini bisa dimanfaatkan untuk buy. Lihat spot hijau.

Sebaliknya, kalau line Moving Average kecil (20) memotong ke bawah dari Moving Average besar (60), artinya sedang terjadi dead cross, dan momen ini bisa dimanfaatkan untuk sell. Lihat spot merah.

Leading Indicator

Leading indicator adalah indikator yang sifatnya mendahului atau memimpin pergerakan harga. Leading Indicator bisa cepat memprediksi pergerakan harga, pada umunya digunakan untuk mengukur apakah overbought atau oversold.

Asumsi Leading Indicator adalah harga yang sudah overbrought atau oversold akan berbalik arah.

Jika lagging indicator memberikan sinyal setelah 4-5 bar candle, maka leading indictaor hanya membutuhkan 1 bar candle saja.

Pada leading indicator, kemungkinan terjebak pada bull trap atau bear trap lebih besar, jadi hati-hati ya !

Leading indikator ini cocok digunakan pada saat pasar sedang dalam trend sideways.

Umumnya semua yang bertipe oscillator merupakan leading Indicator, contohnya : MACD, Stochastic, ATR, RSI, CCI, W%R .

Indikator yang berkaitan dengan volume seperti MFI, OBV, A/D juga termasuk dalam leading indicator.

Salah satu indikator yang leading yang lumayan sering digunakan juga adalah indikator MCAD. Lalu bagaimana cara menggunakan indikator MACD?

PELAJARI SELENGKAPNYA

Pelajari selengkapnya cara trading agar mendapatkan profit yang maksimal melalui:

- Pelajari melalui online class Trading for Living dengan klik url berikut ini : www.onlineclass.ellen-may.com

- Dapatkan rekomendasi trading saham dan edukasi setiap hari melalui Premium Access

(www.premiumaccess.id)

- Be a professional Super Trader ™ dalam workshop 3 hari Super Trader ™ bersama Ellen May @pakarsaham (www.supertrader.id)

 

We make money, we change lives better!

 

Salam profit!

Ellen May Institute



Follow Us

Kememkominfo

Certified by Ministry of Communications and
Informatics of Indonesia

• no. 02372/DJAI.PSE/03/2020 as Electronic System Provider